Silaturrahmi Meluaskan Rezeki dan Memperpanjang Umur

Manfaat lain dari
membina hubungan antar sesama atau dalam bahasa Islamnya adalah silaturrahim
adalah bahwa ia bisa membuat rezeki seseorang menjadi bertambah luas dan
memperpanjang usia. Hal ini disitir dari hadits Nabi Saw yang berbunyi:
الذي يريد توسيع الرزق والعمر الطويل ثم فإنه يجب أن تشكل الصداقات
”Siapa yang ingin
rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi.”
(HR. Bukhari)
Apakah maksud dari sabda
Nabi Saw ini?! Mungkin banyak orang di antara kita yang menyanggah bukankah
rezeki dan umur sudah Allah SWT tetapkan bahkan sebelum kita dilahirkan?!
Maka dalam menyikapi
hadits shahih dari Rasulullah Saw kita harus memiliki pandangan yang bijak,
sebab boleh jadi apa yang disampaikan Rasulullah Saw ini adalah makna tersirat
bukan yang tersurat.
Beberapa makna yang
dapat saya pahami dari hadits ini antara lain adalah:
1. Allah SWT akan
memanjangkan umur sebab silaturrahmi. Karena kita rajin menjalin dan membina
hubungan baik dengan sesama, maka kita akan dicintai dan disenangi orang. Meski
kita sudah wafat berkalang tanah sekalipun, namun nama kita masih disebut dan
dikenang orang. Coba Anda perhatikan tokoh-tokoh besar yang jasanya masih
disebut orang hingga sekarang. Karena kebaikan hubungan yang pernah mereka
bangun, dan jasa mereka terhadap orang lain, meski sudah wafat pun ia tetap dikenang
orang dan itu menjadi doa kebaikan untuknya.
2. Silaturrahmi dapat
memanjangkan umur juga bisa dipahami bahwa Allah SWT memberi keberkahan pada
seseorang. Katakanlah untuk menjadi seorang dokter spesialis seseorang harus
menimba ilmu bertahun-tahun. Saat ia praktik pun ia boleh memasang tarif
sekehendak hatinya. Namun bila ada seseorang yang rajin menjalin hubungan baik
dan suka bersilaturrahmi kepada dokter spesialis ini, tentu sang dokter akan
enggan menerima bayaran dari orang baik tersebut. Ini boleh jadi yang disebut
sebagai menambah rezeki. Dan disamping itu, orang baik yang suka
bersilaturrahmi kepada dokter ini boleh bertanya apa saja kepada dokter tentang
ilmu yang dokter kuasai tanpa harus kuliah kedokteran yang memakan waktu
bertahun-tahun. Pria itu bisa dapat informasi tentang ilmu medis dalam waktu
singkat tanpa harus buang-buang umur. Bukankah ini yang namanya panjang umur?!
Apalagi, sang dokter pastilah akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan
orang baik ini yang senantiasa menjaga hubungan silaturrahmi.
3. Saya baru-baru ini
terkesima membaca sebuah artikel guratan Hendro Prasetyo di internet yang
menyingkap hikmah dari sebuah kebiasaan silaturrahmi. Dalam artikel tersebut
disebutkan bahwa antara tahun 1965–1974 ada dua orang ahli epidemi penyakit
yang melakukan riset pada gaya hidup dan kesehatan penduduk Alameda County,
California yang berjumlah 4.725 orang.
Hasil menarik dari riset
itu adalah bahwa mereka menemukan bahwa angka kematian tiga kali lebih tinggi
pada orang yang eksklusif (tertutup) dibandingkan orang-orang yang rajin
bersilaturrahmi dan menjalin hubungan.
Pada artikel tersebut
juga disampaikan bahwa ada sebuah riset yang pernah dilakukan pada penduduk
Seattle ditahun 1997. Riset tersebut menyimpulkan bahwa biaya kesehatan lebih
rendah didapati pada keluarga yang suka bersilaturrahmi dengan orang lain, dan
konon keluarga yang seperti ini jauh lebih sehat dibandingkan keluarga-keluarga
lain.
MacArthur Foundation di
AS mengeluarkan kesimpulan sejalan yang menyatakan bahwa manusia lanjut usia
(manula) bisa bertahan hidup lebih lama itu karena disebabkan mereka kerap
bersilaturrahmi dengan keluarga dan kerabat serta rajin hadir dalam
pertemuan-pertemuan.
Subhanallah…, begitu
dahsyatnya manfaat silaturrahmi yang diajarkan oleh Rasulullah Saw hingga ilmu
pengetahuan modern telah membuktikan kebenaran bahwa ia dapat memperpanjang
umur!!!
Lalu bagaimana
silaturrahmi bisa menambahkan rezeki?! Rezeki bisa mudah dicari selagi kita
punya hubungan baik dengan sesama. Karena suka berbuat baik terhadap orang
lain, maka mereka pun akan berbuat baik kepada kita. Inilah yang seterusnya
akan berkembang menjadi trust, kepercayaan, amanah. Bagaimana seseorang akan
mempercayakan hartanya kepada kita untuk diurus dan dikelola, kalau kita tidak
mempunyai hubungan baik kepadanya?
Seorang sosiolog Harvard
bernama Mark Granovetter melakukan riset pada cara bagaimana orang mendapatkan
pekerjaan. Riset ini dilakukan pada tahun 1970-an. Ia menemukan bahwa mayoritas
orang mendapat pekerjaan berdasarkan koneksi pribadi. Karena koneksi atau
hubungan silaturrahmi itulah seseorang mendapatkan pekerjaan.
Silaturrahmi yang
mendatangkan rezeki barangkali terjawab dalam beberapa pengalaman ini;
Suatu hari ayah berpesan
pada saya agar selalu datang setiap pagi ke rumah orang tua sebelum berangkat
mencari nafkah. Beliau meminta ini sebab berkaca kepada seorang ibu janda yang
sukses dalam mendidik anak-anaknya.
Saat ditanya oleh ayah
saya, ibu itu selalu berpesan kepada ketiga anaknya untuk mencium tangannya
terlebih dahulu sebelum mereka semua memulai aktifitas hari-hari mereka. Ketika
anak-anaknya pergi meninggalkan rumah, ibu itu mengantarkan mereka dengan
iringan doa hingga Allah beri keberkahan dan kebaikan yang banyak untuk
anak-anaknya.
Seorang sahabat bernama
Hisyam Said. Seperti kebanyakan pengusaha, maju-mundur bisnis adalah hal biasa.
Namun belakangan ini bisnis fast food yang ia jalani begitu cepat berkembang.
Puluhan outlet bernama Paparon Pizza sudah mengisi sudut-sudut kota di tanah
air. Hisyam menyadari bahwa bisnis yang ia jalani amat erat bergantung dengan
keridhaan ummi atau ibunya. Meski kantor pusat pizza tersebut berada di Warung
Jati, Jakarta Selatan, namun ia malah memilih berkantor di kawasan Kramat,
Jakarta Pusat. Di sana setiap pagi dan sore, Hisyam bisa mengunjungi umminya
yang sudah berusia 80 tahun lebih dan menghiburnya di masa-masa tua usianya.
“Ridhallahi fi ridhal
waalidaini, wa sukhtullahi fii sukhtil walidaini.”
Keridhaan Allah bergantung
pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah juga berlaku sedemikian.
Demikianlah keberkahan
Allah yang diturunkan bagi hamba-hambaNya yang kerap menyambungkan tali
silaturahmi. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar