Translate

Selasa, 27 Agustus 2013

Tak Selamanya, Suami Itu Indah


Langit juga tidak selamanya cerah. Seorang wanita muslimah, bisa saja mengharapkan pribadi suami yang final. Suami yang punya sekian kelebihan dan keistimewaan yang dapat memanjakan hidup istrinya hingga ke puncak kebahagiaan.

Namun, sebagaimana pemandangan langit, kehidupan rumah tangga seorang wanita muslimah kadang harus mengalami kegelapan, harus tertutup kabut berbagai ... problem yang menyebabkan kebahagiaan jadi tidak jelas datangnya.

Diantara mega mendung dalam rumah tangga itu, adalah profil si suami yang tidak sesuai dengan harapan sang istri.

Meski upaya memilih calon sudah maksimal, mungkin saja Allah takdirkan lain untuk menguji keimanan si istri dengan kehadiran suami yg ''Tidak Layak Gaul'', alias kurang mumpuni kepribadiannya sebagai suami ideal.

Mungkin saja, saat ingin punya suami yg dipandang cukup tampan dan menarik, malah mendapat suami yang ''Kurang Indah'', meski kesholihannya tidak diragukan.

Atau, saat berharap pribadi suami yg pandai bertutur kata, suka memuji, dan mengumbar rayuan kasih serta gombal, eh, malah mendapat suami yg sangat miskin dengan kata-kata, pergaulan sehari semalam hanya diisi bahasa bisu, serta bahasa yg monoton singkat, jelas, dan padat. Dan banyak lainnya..

Bila itu terjadi pada anda, maka saran saya, lakukanlah instropeksi diri, dan ketahuilah yang buruk itu tak selamanya buruk.

Mungkin si suami memiliki berbagai kekurangan menurut si istri, namun bisa jadi Allah akan memperlihatkan kelebihan yang suami lain tidak mempunyainya, atau kelebihan yang membuat istri nyaman berada disampingnya.

Bisa jadi ia kurang tanggap terhadap kebutuhan istri, tapi mungkin kasih sayang dan luapan cintanya meledak ledak dalam berbagai sisi lainnya.

Dan dibalik sekian banyaknya kekurangannya, dunia masih akan terasa indah.

Toh, lalapan yang pahit terkadang bisa menjadi lauk makanan pembangkit selera...

Intinya terkadang kebahagiaan itu terselip dalam serbuan sekian banyak persoalan yg memusingkan. Tapi itulah seni kehidupan.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar