Translate

Rabu, 25 September 2013

Wahai Diri Ingatlah Mati


Kabar berita diterima, keluarga yang ditinggal kematian dalam sebuah kecelakaan. Kematian kita adalah pasti sehingga harus siap dengan bekal iman dan takwa.
Tidakkah kita inginkan aib orang lain ditutupi tidakkah kita inginkan aib kita sendiri agar tidak diketahui orang banyak.

Ya Allah, mudah bagi Engkau untuk membuka aib/kesalahan kami dihadapan manusia didunia ini. Dengan Rahmat dan Kasih SayangMu sehingga yang baik saja yang tampak dihadapan manusia, kepada hambaMu yang Engkau kehendaki.

Wahai diri ingatlah mati..

Mengutip tulisan dari syafruddin amir dalam bukunya buku praktis menyelenggarakan jenazah dalam tema Ingatlah akan mati, semoga bermanfaat.

Manusia yang senantiasa mengingat kematian akan memendekkan angan-angannya yang semu, lebih menyegerakan berkarya dan gemar berbuat kebaikan, menata niat Kematian mengingatkan bahwa setiap manusia, baik kaya atau miskin, memiliki jabatan tinggi atau rendah, pintar atau bodoh, fisik sempurna atau cacat dan seterusnya semuanya akan kembali kepada Allah

Perbedaan orang yang mengingat kematian dan orang yang tidak adalah terletak pada diantaranya kehati-hatian bersikap, kerendahan hati, keikhlasan, amal kebaikan, dan kezuhudannya. Harta benda, dan cinta dunia yang ia miliki tidak mempengaruhi pandangannya terhadap semua manusia. Ia memahami manusia sama-sama sebagai makhluk ciptaan Allah yang akan kembali kepadaNya untuk mempertanggungjwabkan segala amal perbuatan. Hanya tingkatan takwa yang membedakan kedudukan manusia.
Allah lebih tahu orang yang beriman dan bertakwa.

Orang yang ingat mati tidak segan menguras hartanya untuk membantu kesulitan orang lain. Jabatan atau tahta ia fungsikan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan seluruh rakyat, bukan malah membebani hidup rakyat. Cinta, pesona, serta popularitas ia gunakan untuk melakukan banyak pencerahan agar kehidupan masyarakat terangkat lebih baik, menata niat. Mengingat mati akan melembutkan hati dan menghancurkan ketamakan dunia.

Dalam Al Qur'an surah
Al A'raaf(7) ayat 34;
Yang artinya;

'' Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat memajukannya.''

Demikiankah ajal, waktunya tepat sesuai rencana Allah. Tempatnya juga Allah yang menentukan. Wallahu a'lam.
Ada yang meninggal saat didarat, dilaut, dan dimana saja. Semoga saat menjelang ajal, kita meninggal dengan husnul khatimah, dan semoga ketika nyawa kita dicabut, Allah meridhoi dan kitapun ikhlas.

Allah berfirman dalam surah Al Jumu'ah (62);ayat 8;yang artinya:

'' Katakankalah; Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.''

Semoga kita tidak terbuai kehidupan dunia, bersemangat meraih kebaikan, menjemput ilmu, iman dan amal. Menyiapkan diri bekal kematian kita dengan amal ibadah kita sesuai ketentuan Allah, dengan ikhlas mengharap husnul khatimah dalam kematian kita aamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar