Assalamu'alaikum wr.wb
Hadist-hadist yang menerangkan tentang doa yang diijabah atau yang
dikabulkan Allah swt :
Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga
do’a yang diijabah, tidak ada keraguan padanya: Do’a orang yang dizhalim, do’a
orang yang sedang bepergian, dan do’a orangtua terhadap anaknya.
Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga orang
yang do’anya tidak ditolak, do’a orang yang shaum sampai ia berbuka, do’a
pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizhalimi, Allah mengangkatnya di atas
mega. Dan Allah membukakan baginyapintu-pintu lamhit, dan berfirman, demi
kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun sampai akhir zaman.
Do’a seorang muslim kepada saudaranya di belakangnya (dari jauh)
diijabah
Empat orang yang do’anya diijabah; pemimpin yang adil, seseorang
yang mendo’akan saudaranya di belakangnya, do’a orang yang dizhalimi, dan
seorang yang mendo’akan orang tuanya. (HR. Abu Nu’aim dari Watsilah)
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda,
Sesungguhnya Allah Azza wa jalla mengangkat derajat seorang hamba yang shalih
di surga. Lalu si hamba itu bertanya, Ya Rabbi, saya mendapatkan semua ini dari
mana? Maka Allah menjawab, Berkat permohonan ampunan anakmu bagimu.
Do’a orang yang dizhalim itu diangkat di atas langit dan Allah
membukakan baginya pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, Demi kemulian-Ku Aku
akan menolongmu walau sampai akhir jaman.
Bahkan ada hadits yang menerangkan bahwa idak ada hijab antara
Allah dengan orang yang dizhalimi ketika ia berdo’a kepada Allah. Dan do’a
orang yang dizhalimi itu tetap akan diijabah meskipun ia orang yang durhaka.
Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap perbuatan zhalim, termasuk kepada
istri dan anak, karena do’a mereka besar kemungkinan akan diijabah oleh Allah.
2. Orang Yang Sedang Bepergian
Ketika sedang bepergian, sebaiknya kita mendo’akan keluarga yang
ditinggalkan, karena termasuk orang yang besar harapan diijabah.
3. Orang tua kepada Anaknya
Do’a seorang ibu, pasti diijabah walaupun ia mendo’akan kejelekan
bagi anaknya.
Sebagai ibrah, dapat kita perhatikan tentang kisah Juraij, seorang
yang ahli ibadah, ketika sedang shalat, ia dipanggil oleh ibunya, namun ia
berpikir lebih baik melanjutkan shalatnya terlebih dahulu, lalu memenuhi
panggilan ibunya. Namun ternyata ibunya tidak ridho, merasa sakit hati dan ia
berdo’a kepada Allah, “Yaa Allah, janganlah Engkau matikan dia sebelum ia
dipermalukan”. Ternyata do’a ibu tersebut diijabah oleh Allah. Pada suatu hari,
ketia Juraij sedang berada di rumahnya, datang kepadanya seorang wanita binal
menggodanya, namun Juraij menolaknya. Wanita tersebut, merasa sakit hati, lalu
ia berzinah dengan seorang penggembala, lalu ia hamil dan melahirkan seorang
bayi, dan ia umumkan kepada masyarakat bahwa bayinya itu merupakan hasil
perbuatan mesumnya dengan Juraij. Tentu saja Juraiz sulit membantah, sehingga
masyarakat marah kepadanya dan menghancurkan rumahnya. Lalu Juraij shlat dua
rakaat dan mohon kepada Allah agar ditunjukkan kebenarannya. Lalu Juraij
mendatangi anak tersebut dan bertanya kepadanya, siapa ayahmu? Bayi tersebut
menjawab, ayahku adalah seorang penggembala.
4. Orang Yang Shaum sampai berbuka
Orang yang sedang shaum, baik shaum wajib ataupun sunat, do’anya
akan diijabah oleh Allah sehingga ia berbuka dari shaumnya.
5. Pemimpin yang Adil
Pemimpin yang adil itu selain membawan mashlahat bagi rakyatnya,
ia pun do’anya diijabah oleh Allah.
6. Seorang Muslim kepada saudaranya
Dalam tradisi kita, meminta dido’akan itu suka dihadapan kita.
Padahal justru do’a yang diijabah itu adalah do’a dari sesama muslim tanpa
sepengetahuan dari orang yang dido’akannya.
Biasanya do’a yang diucapkan di hadapan orang yang dido’akannya
memliki kecenderungan pamrih. Sementara doa yang dipanjatkan dibelakang rang
yang dido’akannya menunjukkan kualitas keikhlasan do’anya serta adanya hubungan
batin di antara mereka.
7. Anak yang Mendo’akan orang tuanya
Do’a seorang anak kepada orang tuanya memiliki kualitas yang sama
dengan do’a orang tua kepada anaknya. Do’a seorang anak kepada orang tuanya
didasari dengan kecintaan. Sehingga ketika berdo’a dipenuhi dengan keikhlasan
dan kekhusuan.
Saat-saat Mustajabnya Do’a
1. Dua pertiga malam. Berdasarkan hadits,
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Tuhan kita
Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi turun ke langit dunia setiap malam, pada
sepertiga malam terakhir dan berfirman, Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku
pasti Aku kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri, dan
barangsiapa yang memohon ampunan-Ku pasti Aku ampuni . (HR. Bukhari)
2. Antara adzan dan qomat
Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Do’a
antara adzan dan qomat tidak ditolak, maka berdo’alah kamu. (HR. Ahmad)
3. Waktu Jum’at
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw menerangkan bahwa pada
hari Jum’at ada satu waktu yang seorang muslim berdo’a kepada Allah Ta’ala
dalam shalatnya bertepatan dengan waktu itu, pasti Allah akan memenuhinya. Nabi
berisyarat dengan tangannya, menimbang-nimbangnya. (HR. Bukhari)
4. Sesudah Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah ia berkata, Rasul ditanya, Ya Rasulallah, do’a
yang manakah yang akan didengar (oleh Allah), beliau menjawab, ketika tengah
malam terakhir dan setiap selesai shalat yang wajib. (HR. Tirmidzi)
Tiga yang pertama, saat-saat mustajab do’a, dilakukan dalam
shalat. Yaitu ketika shalat tahajud yang dilakukan pada dua pertiga malam,
ketika shalat sunat setelah adzan sebelum qomat, dan ketika sholat jum’at.
Berdasarkan firman Allah,
Adapun kesempatan kita untuk berdo’a dalam shalat tersebut
dilakukan ketika sujud dan setelah do’a tasyahud akhir. Rasulullah saw
bersabda:
Ingatlah, sesungguhnya aku dilarang membaca al-Qur’an sambil ruku’
atau sujud. Pada waktu ruku’ maka agungkanlah Allah Azza wa Jalla. Adapun pada
waktu sujud bersungguh-sungguhlah berdo’a, besar harapan do’a kamu akan
diijabah. (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Saat yang
paling dekat seseorang dengan Tuhannya, ketika ia sujud, maka perbanyaklah
olehmu do’a. (HR. Muslim)
Apabila seseorang di antara kamu selesai tasyahud akhir, maka
berlindung dirilah kepada Allah dari empat perkara; dari azab jahannam, dari
gangguan waktu hidup dan mati, dan dari kejahatan al-masiih al-dajjal. (HR. Bukhari
dan Muslim dari Abi Hurairah.
Do’a-do’a yang diajarkan Oleh Rasul dalam shalat (ketika sujud
atau setelah tasyahhud akhir)
Dari Aisyah, Istri Rasulullah saw, ia mengabarkan bahwasanya
Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii a’uudzu bika …,
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azad kubur, dan aku berlindung
kepada-Mu dari finah al-masih al-Dajjal, aku berlindung kepadamu dari fitnah
hidup dan fitnah mati, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan
tenggelam dalam hutang.
Sesungguhnya seorang yang berhutang biasanya kalau ditagih,
bicaranya suka dusta,janjinya suka dikianati.
Dari Syaddad bin ‘Aus bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a
dalam shalatnya, allaahumma innii as-aluka …, “Ya Allah aku memohon kepada-Mu
ketetapan dalam urusanku,
Dari Abu baker al-Shiddiq, ia pernah berkata kepada Rasul,
“Ajarilah aku suatu do’a yang akan aku panjatkan dalam shalatku! Rasul
menjawab, bacalah, Allaahumma innii zhalamtu … “Ya Allah aku telah menzhalimi
diriku sendiri dengan kezhaliman yang besar, Tidak ada dzat yang dapat
mengampuni seluruh dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan
dari-Mu dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau yang Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.
Dari abu Hurairah, dari Aisyah, ia berkata, pada suatu malam, akau
kehilangan Rasulullah saw dari tempat tidur, maka aku mencarinya, lalu dua
tanganku mengenai kedua telapak kakinya yang lagi berdiri tegak (sedang sujud),
sedangkan beliau sedang berada di masjid, waktu itu beliau berdo’a, allaahumma
a’uudzu biridhaaka …, Yaa Allah aku berlindung dengan keridhan-Mu dari
kemurkaan-Mu dan dengan ampunan-Mu dari azabMu, aku berlindung kepada-Mu
dari-Mu, tidak terhitung pujian kepada-Mu, Engkau sebagaimana yang Engkau
sanjungkan terhadap dari-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar