Translate

Sabtu, 28 Desember 2013

Kisah Sahabat Abu Bakar Memeluk Islam


Diceritakan bahwa Abu Bakar adalah seorang pedagang pada zaman jahiliyyah. Pada suatu ketika, saat beliau berada di kota Syam, beliau bermimpi. Dalam mimpi tersebut beliau melihat matahari dan bulan berada pada pangkuan beliau. Kemudian dengan kedua tangan, beliau memegang dan memeluk matahari dan bulan tersebut pada dada dan menyelimuti keduanya dengan selendang beliau. Saat terbangun, beliau merasa seolah mimpi tersebut adalah sesuatu yang indah, menakjubkan, dan mengganjal di hati.
Ya, hati yang dibayangi oleh keanehan membuat rasa penasaran menghantui pikiran beliau. Demi membuka tabir keanehan tersebut, beliau segera menemui seorang rohib nasrani (pendeta nasrani) untuk bertanya tentang mimpi tersebut. Setelah menemuinya, beliau pun bertanya kepadanya :

Abu bakar       : “Wahai pendeta, sesungguhnya aku telah bermimpi memeluk matahari 
                        dan bulan lalu menyelimuti keduanya dengan selendangku, maka apa 
                        makna mimpi ini ???”.
Sang rohib       : “Darimana asalmu ?”.
Abu Bakar       : “Dari Mekkah
Sang rohib       : “Darimana qobilahmu (suku) ?
Abu Bakar       : “Dari qobilah Tayam
Sang rohib       : “Apa pekerjaanmu ?
Abu Bakar       : “Aku bekerja sebagai seorang pedagang
Sang rohib       : “Pada zamanmu akan datang seorang dari qobilah Hasyim bernama
Muhammad Al-Amin, ia adalah seorang nabi akhir zaman. Jika tidak ada dia, Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi, Allah tidak akan menciptakan Nabi Adam, dan Allah tidak akan menciptakan para nabi dan rosul. Dia adalah pemimpin dan penutup para nabi dan rosul, dan kamu akan memeluk agamanya (islam). Kamu akan menjadi pembela setia dan pengganti setelah ia wafat (sebagai kholifah). Ini adalah makna dari mimpimu.

Kemudian sang rohib berkata “Aku telah menemui kepribadian dan sifatnya dalam Kitab Taurot, Injil, dan Zabur. Dan sesungguhnya aku telah memeluk agama islam dan menyembunyikan keislamanku karena aku takut pada orang-orang nasrani.”

Ketika Abu Bakar mendengarnya dan mengetahui sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dari sang rohib, hati beliau pun menjadi luluh dan rindu ingin bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Saat kembali ke Kota Mekkah, beliau meluangkan waktu untuk mencari Nabi Muhammad. Saat bertemu dengan Nabi Muhammad, beliau menemui sifatnya sesuai dengan apa yang dikatakan sang rohib. Beliau sangat suka dengan sifat dan kepribadian Nabi Muhammad, seolah tak kuasa sesaat tanpa melihatnya.
Hari demi hari dan waktu demi waktu beliau luangkan untuk menemani Nabi Muhammad hingga tiba pada hari dimana Nabi Muhammad bertanya kepada beliau :

Rosulullah SAW : “Wahai Abu Bakar, setiap hari kamu datang kepadaku dan duduk bersamaku, tapi mengapa kamu tidak memeluk agamaku?
Abu Bakar          : “Jika kamu memang seorang nabi, maka pasti kamu memiliki mukjizat !
Rosulullah SAW : “Wahai Abu Bakar, apa tidak cukup mukjizat yang kamu lihat di Kota Syam, kemudian kamu menemui seorang pendeta untuk 
mengetahui maknanya, dan pendeta itu memberitahumu tentang 
keislamannya ?

Ketika Abu Bakar mendengarnya, sekilas beliau berkata “Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rosulullah, aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan yang hak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah”.

Kisah ini diambil dari Kitab Mawaidzul Ush’furiyyah karangan Syekh Muhammad bin Abi Bakar

Ya Allah, begitu indah dan besarnya nikmat yang telah berikan kepada kami atas terutusnya Rosul pilihan-Mu. Maka dengan menyebut nama-Nya yang mulia, selimutilah hati kami dengan rohmat dan magfiroh-Mu…Ya Arhamar Rohimin,

اللهم صل على سيدنا محمد...^_^


Kisah Wafatnya Rosulullah SAW





اليوم اكملت لكم دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الاسلام دينا (الاية)
“Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah aku sempurnakan pula kepadamu nikmatku, dan aku ridlo islam menjadi agama bagimu”

Diceritakan bahwa ayat tersebut turun setelah ashar pada hari jum’at di tanah Arofah, ketika itu Rosulullah SAW sedang wukuf di Arofah berada di atas unta dalam melaksanakan haji wada’. Dan setelah turunnya ayat tersebut, syari’at ajaran islam telah sempurna dan mencapai puncaknya serta tidak turun lagi perintah untuk menjalankan kewajiban. Ketika turun ayat tersebut, Rosulullah SAW tidak kuasa dalam memperhatikan makna ayat tersebut. Beliau turun dari unta dan bersandar pada unta beliau yang sedang duduk. Kemudian Malaikat Jibril datang menemui beliau dan berkata “Wahai Muhammad, pada hari ini telah sempurna urusan agamamu dan telah terputus apa yang diperintahkan tuhanmu kepadamu serta apa yang dilarang-Nya, maka kumpulkanlah para sahabatmu dan beritakan kepada mereka bahwa sesungguhnya aku tidak akan diberikan perintah setelah hari ini !”.

Setelah Rosulullah SAW telah selesai mengerjakan haji wada’, beliau segera pulang ke kota Madinah dan mengumpulkan para sahabat. Beliau membacakan wahyu yang telah diturunkan di kala melaksanakan haji wada’ dan memberitakan kepada mereka atas apa yang telah disampaikan Malaikat Jibril. Mendengar hal tersebut, para sahabat sangat senang dan gembira,dengan penuh sorak ceria mereka berkata Telah sempurna agama kita !!!”. Namun mendengar apa yang telah Rosulullah beritakan, sahabat Abu Bakar sangat prihatin. Beliau pulang ke rumahnya dan mengunci pintu rumahnya, disana beliau menangis tersedu-sedu sepanjang siang dan malam.

Saat para sahabat mendengar demikian, mereka berkumpul dan menemui sahabat Abu Bakar. Mereka bertanya Wahai Abu Bakar, mengapa kamu menangis dalam kesempatan yang penuh kebahagiaan dan kegembiraan ini, karena sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama kita ?. Sahabat Abu Bakar pun menjawab Wahai para sahabat, kalian tidak tahu musibah yang akan menimpa kita. Apakah kalian tidak pernah mendengar bahwa sesungguhnya jika suatu perkara telah mencapai kesempurnaan maka akan tampak kekurangannya. Dan ayat ini memberitakan tentang terpecah belahnya kita, tentang hasan dan husain yang akan menjadi anak yatim, tentang istri-istri Rosulullah yang akan menjadi janda. Mendengar demikian, para sahabat menangis dengan keras sehingga para sahabat lainnya mendengar tangisan itu dari kamar sahabat Abu Bakar. Mereka segera menemui Rosulullah dan berkata “Wahai Rosulullah, kami tidak mengetahui apa yang terjadi selain hanya mendengar tangisan keras para sahabat dari arah rumah sahabat Abu Bakar”. Raut wajah Rosulullah pun berubah, beliau segera bergegas menemui mereka.

Sesampainya disana Rosulullah bertanya “Apa yang membuat kalian menangis ?”. Sahabat Ali bin Abi Tholib pun menjawab “Sesungguhnya Abu Bakar berkata bahwa aku memahami ayat ini (ayat di atas) sebagai wafatnya Rosulullah, apakah ayat ini mengisyaratkan wafatnya Engkau ?”. Kemudian Rosulullah berkata “Benar apa yang dikatakan Abu Bakar, ayat ini menunjukkan tentang kericuhan diantara kamu sekalian, dan tentang perpisahanku kepada kamu sekalian”. Ini menunjukkan bahwa sahabat Abu Bakar lebih mengerti dan memahami daripada sahabat lainnya.

Ketika sahabat Abu Bakar mendengarnya, beliau berteriak keras dan tersungkur menutup wajahnya. Sahabat Ali bin Abi Tholib pun demikian, beliau gemetar begitu pula dengan para sahabat lainnya. Mereka semua ketakutan dan menangis dengan keras sehingga menangis pula gunung-gunung, batu-batu, dan para malaikat di langit serta menangis pula cacing, hewan-hewan darat dan laut. Kemudian Rosulullah SAW berjabat tangan dengan para sahabat satu persatu, sambil menangis beliau pun meninggalkan mereka. Sejak turunnya ayat di atas. Rosulullah masih menjalani kehidupan selama 80 hari.

Diberitakan bahwa ketika turunnya ayat berikut :

يستفتونك قل الله يفتيكم في الكلالة
Sejak turunnya ayat di atas, Rosulullah masih menjalani kehidupan selama 50 hari. Ketika turunnya ayat berikut :

لقد جاءكم رسول من انفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رئوف الرحيم
Sejak turunnya ayat di atas, Rosulullah masih menjalani kehidupan selama 35 hari. Ketika turunnya ayat berikut :

واتقوا يوما ترجعون فيه الى الله...الخ
Sejak turunnya ayat di atas, Rosulullah masih menjalani kehidupan selama 21 hari. Ayat tersebut adalah wahyu terakhir yang diturunkan Allah kepada Rosulullah SAW. 

Sesaat setelah turunnya ayat tersebut, pada suatu hari Rosulullah SAW berkhutbah di atas mimbar. Air mata para sahabat berlinang di atas pipi mereka, hati mereka lemas dan luluh, dan badan mereka gemetar seolah ketakutan. Rosulullah memberikan khutbah tentang berita baik dan memberi mereka peringatan.

Ibnu Mas’ud berkata : Saat menjelang wafat Rosulullah SAW, para sahabat berkumpul di rumah Aisyah. Rosulullah yang melihat kepada para sahabat berkumpul didekat beliau dan menjenguk beliau, menangis dan berkata “Selamat datang kamu sekalian, semoga Allah selalu memberikan rohmat-Nya kepada kamu sekalian. Aku berwasiat kepada kamu sekalian untuk bertaqwa kepada Allah dan ta’at kepada-Nya. Telah dekat perpisahanku dan telah dekat pula hatiku kepada Allah dan surga “ma’wa”. Saat aku meninggal nanti hendaklah Ali bin Abi Tholib yang memandikanku sedangkan Al-Fadl bin Abbas dan Usamah bin Zaid menyiramkan airnya.  Kemudian kafani aku dengan pakaianku jika kamu mau atau kain putih yaman. Ketika kamu memandikanku, maka baringkan aku pada tempat tidur di dalam rumahku, ini adalah liang kuburku. Kemudian keluarlah kalian dariku sejenak, maka yang pertama kali menyolatiku adalah Allah Azza Wa Jalla, kemudian Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Isrofil, Malaikat Maut berserta tentara-tentaranya, kemudian malaikat-malaikat lainnya. Lalu masuklah kalian secara berkelompok-kelompok dan sholatilah aku.”.

Ketika para sahabat mendengar kalimat perpisahan Rosulullah SAW, mereka semakin berteriak dan menangis keras. Mereka berkata “Wahai Rosulullah, Engkau adalah rosul kami, penyatu kami, dan berkuasa atas urusan kami. Jika Engkau pergi meninggalkan kami, maka kepada siapa kami akan mengembalikan urusan kami ???”. Kemudian Rosulullah SAW menjawab “Aku meninggalkan kamu sekalian di atas hujjah dan jalan yang putih. Dan aku meninggalkan kamu sekalian 2 perkara yang bisa memberikan nasehat, yakni Al-Qur’an dan kematian. Jika kamu menemui perkara yang tidak jelas, maka kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan jika hatimu keras maka hendaklah luluhkan dengan mengambil pelajaran dalam hal kematian”. Rosulullah SAW masih bertahan dalam sakitnya di akhir Bulan Shofar sampai beliau wafat.

Rosulullah SAW sakit selama 12 hari dan selama itu pula para sahabat silih berganti menjenguk beliau. Pada waktu subuh di Hari Senin, sakit yang diderita Rosulullah semakin parah. Saat itu sahabat Bilal bin Robakh mengumandangkan adzan subuh, seusai adzan ia berdiri di depan pintu rumah Rosulullah SAW dan berkata “Assalamu alaika ya Rosulullah, semoga kesejahteraan tetap terlimpahkan kepadamu Wahai Rosulullah !”. Kemudian Fatimah, putri Rosulullah SAW berkata “Sesungguhnya Rosulullah berjuang menahan dirinya”. Sahabat Bilal pun kembali memasuki masjid sedangkan ia tidak faham atas apa yang diucapkan oleh Fatimah. 

Ketika waktu subuh mulai tergeser, sahabat Bilal datang dan berdiri di depan pintu rumah Rosulullah untuk kedua kalinya, Fatimah pun mengatakan seperti sebelumnya. Namun Rosulullah SAW mendengar perkataan sahabat Bilal, beliau berkata “Wahai Bilal, sesungguhnya aku sedang berjuang dengan diriku dan menahan sakitku. Wahai Bilal, suruhlah Abu Bakar untuk memimpin sholat berjama’ah !”. Sahabat Bilal dengan menangis dan memegang kepalanya pergi menemui sahabat Abu Bakar sambil berkata”Aduh, sesuatu yang telah menimpaku, telah terputus harapan dan telah hancur sandaran, andai ibuku tidak melahirkanku !!!”. Sahabat Bilal segera memasuki masjid dan menemui sahabat Abu Bakar seraya berkata “Wahai Abu Bakar, sesungguhnya Rosulullah menyuruhmu untuk memimpin sholat berjama’ah, Rosulullah sedang berjuang menahan dirinya !”. Sahabat Abu Bakar memandang ke tempat imam tanpa kehadiran Rosulullah SAW, beliau merasa tidak pantas untuk memimpin sholat. Kemudian beliau berteriak menangis dan tersungkur menutupi wajahnya dan disusul pula teriak tangis para sahabat sehingga suasana masjid dipenuhi dengan tangis dan duka.

Rosulullah pun mendengar teriak tangis para sahabat di dalam masjid dan berkata “Wahai Fatimah, apa teriakan dan tangis ini ?”. Dengan penuh duka Fatimah pun menjawab “Para kaum muslimin menangis karena ketidakhadiran Engkau dari mereka !”. Kemudian Rosulullah SAW memanggil sahabat Ali bin Abi Tholib dan sahabat Al-Fadl bin Abbas untuk menuntut beliau menuju masjid. Dengan melangkah perlahan Rosulullah menyandarkan diri pada kedua sahabat tersebut, beliau pergi menuju masjid dan melaksanakan 2 rokaat sholat subuh berjama’ah yang dipimpin oleh sahabat Abu Bakar. Seusai sholat, Rosulullah memalingkan wajah ke arah para sahabat dan memberikan salam perpisahan kepada semua “Wahai golongan orang muslimin, kamu sekalian berada dalam perpisahanku menuju Allah dan semoga pertolongan-Nya selalu tercurahkan kepada kamu sekalian dengan taqwa dan ta’at kepada-Nya. Maka sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia, hari ini adalah hari pertamaku di akhirat dan hari terakhirku di dunia”. Kemudian beliau berdiri dan kembali ke rumah beliau, sedangkan para sahabat tanpa henti-hentinya meneteskan air mata.

Ketika itu Allah memberikan wahyu kepada Malaikat Izroil, sang malaikat maut, untuk turun ke dunia menemui Rosulullah dengan sebagus-bagus bentuk dan mencabut ruh Rosulullah dengan penuh kelembutan “Jika Muhammad mengizinkan kamu masuk, maka masuklah. Tetapi jika ia tidak mengizinkanmu masuk, maka jangan kamu masuk dan kembalilah !”. Kemudian Malaikat Maut segera turun ke dunia dengan bentuk seorang a’robiy (orang arab dari kalangan desa). Sesampai di rumah Rosulullah, ia mengucapkan salam “Assalamu’alaikum wahai penghuni rumah kenabian dan tempat risalah, apakah aku boleh masuk ?”. Fatimah pun menjawab “Wahai hamba Allah, sesungguhnya Rosulullah sedang bertahan dengan  dirinya dalam sakit”. Kemudian Malaikat Maut mengucapkan salam untuk kedua kalinya “Assalamu’alaikum wahai Rosulullah, wahai penghuni rumah kenabian, apakah aku boleh masuk ?”. Rosulullah pun mendengarnya dan berkata “Wahai Fatimah, siapa yang ada di depan pintu ?”, Fatimah menjawab “Seorang a’robiy yang memangil, kemudian aku mengatakan bahwa rosulullah sedang sakit”. Malaikat Maut pun mengucapkan salam untuk ketiga kalinya dan Fatimah mengatakan hal yang sama.

Ketika orang tersebut memandang Fatimah dengan pandangan yang tajam. Fatimah merasa gemetar, ketakutan, berdebar-debar, dan mukanya pun pucat. Rosulullah berkata “Apakah kamu mengetahui siapa dia wahai Fatimah ?”. Fatimah menjawab “Tidak”. Rosulullah SAW pun menjelaskan “Dia adalah orang yang merusak kenikmatan, pemutus kesenangan, pemecah perkumpulan, peruntuh rumah (peroboh kehidupan di dunia), dan peramai alam kubur”. Mendengar demikian, Fatimah berteriak menangis dan berkata “Aduh celaka aku atas kematian penutup para nabi, aduh musibah yang menimpaku atas kematian sebaik-baik orang yang bertaqwa dan atas terputusnya pemimpin orang-orang yang bersih, aduh kerugian bagiku atas terputusnya wahyu dari langit, telah terhalang pada hari ini suaramu dan aku tidak bisa mendengar salammu setelah hari ini”. Rosulullah pun berkata “Wahai Fatimah, janganlah kamu menangis karena sesungguhnya kamu adalah keluarga pertama yang akan menyusulku”.

Rosulullah pun berkata “Masuklah wahai Malaikat Maut !”. Kemudian Malaikat Maut memasuki rumah dan kamar Rosulullah SAW. Rosulullah SAW bertanya “Wahai Malaikat Maut, apakah kamu datang untuk berkunjung atau mencabut nyawa ?”. Malaikat Maut pun menjawab “Aku datang untuk berkunjung dan untuk mencabut nyawamu jika Engkau mengizinkanku, jika tidak aku akan kembali”. Rosulullah SAW bertanya lagi “Dimana kamu meninggalkan Malaikat Jibril ?”. Malaikat Maut menjawab “Aku meninggalkannya di langit dunia, sedangkan para malaikat memuliakannya”. 

Tak lewat sesaat, Malaikat Jibril turun dan duduk di samping Rosulullah SAW. Kemudian Rosulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa urusanku telah dekat ?”. Malaikat Jibril menjawab “Aku mengetahui Wahai Rosulullah”. Rosulullah bertanya “Kabarkan berita baik untukku tentang kemuliaan di sisi Allah ?”. Malaikat Jibril menjawab “Sesungguhnya pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat berbaris menanti kedatangan ruhmu (jiwa dan rohmu) di langit, pintu-pintu surga telah dibuka, semua bidadari yang menghiasi surga juga telah menunggu kedatangan ruhmu”. Rosulullah bertanya “Segala puji hanya bagi Allah, kabarkan berita baik tentang umatku di hari kiamat ?”. Malaikat Jibril menjawab “Aku membawa kabar baik, Allah Ta’ala berkata bahwa Aku telah mengharamkan surga kepada para nabi sampai kamu memasukinya dan Aku mengharamkannya kepada umat-umat terdahulu sampai umatmu memasukinya !”. Kemudian Rosulullah SAW berkata “Sekarang hatiku telah tenang dan hilanglah kebutaanku (keraguanku)”.

Kemudian Rosulullah SAW mengizinkan Malaikat Maut mencabut nyawa beliau. Ketika Ruh Rosulullah sampai pada pusar, beliau berkata “Wahai JibrilApa perkara yang lebih berat dalam pahitnya kematian ?”. Namun, Malaikat Jibril memalingkan wajahnya dari Rosulullah karena Malaikat Jibril merasa sedih dan tidak tega melihat kondisi beliau. Rosulullah pun berkata “Wahai Jibril, apakah kamu benci melihat wajahku ?”. Malaikat Jibril pun menjawab “Wahai kekasih Allah, siapa yang tega hatinya untuk memandang wajahmu sedangkan Engkau dalam keadaan sakarotul maut (sekarat) ?”. 

Sahabat Anas bin Malik berkata : Ketika ruh Rosulullah SAW telah mencapai dada beliau, beliau berkata “Aku berwasiat kepada kamu sekalian untuk selalu menjaga sholat”. Rosulullah tiada henti berwasiat pada detik-detik terakhir hidupnya sampai beliau wafat. Sahabat Ali bin Abi Tholib berkata : Sesungguhnya Rosulullah dalam akhir nafasnya, beliau menggerakkan bibirnya sebanyak dua kali. Aku mendekatkan telingaku dan aku mendengar beliau berkata dengan pelan “Ummatii...Ummatii...(Ummatku...Ummatku...)”. Rosulullah SAW wafat pada Hari Senin tanggal 12 Robiul Awal pada umur 63 tahun.

Diceritakan bahwa ketika sahabat Ali bin Abi Tholib membaringkan jenazah Rosulullah SAW pada tempat tidur di kamar beliau untuk memandikannya, tiba-tiba terdengar suara keras tanpa rupa dari arah dalam rumah “Jangan kamu memandikan Muhammad karena ia orang yang suci dan disucikan”. Kemudian sahabat Ali bin Abi Tholib berkata “Siapa kamu ? Sesungguhnya Rosulullah telah memerintahkan kami untuk itu ?”. Tiba-tiba terdengar suara tanpa rupa yang berbeda “Wahai Ali, mandikan Muhammad karena sesungguhnya suara yang pertama adalah Iblis yang dilaknat, ia iri dan dengki kepada Muhammad dan sengaja untuk memasukkannya ke dalam kubur tanpa dimandikan”. Kemudian sahabat Ali bin Abi Tholib berkata “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan karena telah memberitahukan kepadaku bahwa suara tadi adalah Iblis yang dilaknat, lalu siapa kamu ?”. Suara kedua pun menjawab “Aku adalah (nabi) Khidhir, aku mendatangi jenazah Muhammad SAW !”. Kemudian sahabat Ali bin Abi Tholib memandikan Rosulullah SAW sedangkan yang menyiramkan airnya adalah Al-Fadl bin Abbas dan Usamah bin Zaid. 

Mereka mengkafani dan mengubur Rosulullah SAW di kamar Aisyah (istri Rosulullah) pada malam Rabu di pertengahan malam, sedangkan Aisyah berdiri di atas kuburan Rosulullah dengan pemuh kesedihan dan duka ia berkata “Wahai orang yang tidak pernah memakai sutra (memakai pakaian sutra berarti melambangkan kekayaan), wahai orang yang tidak pernah tidur di atas tilam yang lembut, wahai orang yang pergi meninggalkan dunia sedangkan perutnya tak pernah kenyang dari sepotong roti gandum, wahai orang yang lebih memilih tikar daripada kain sutra, wahai orang yang tidak pernah tidur sepanjang malam karena takut neraka sa’ir”.

Ya Allah, ampunilah kami yang lebih memilih dunia-Mu daripada akhirat-Mu, ampunilah kami yang lebih mementingkan nafsu kami daripada akal kami, ampuni kami yang selalu terlena dan berbuat salah, ampuni kami atas semuanya...Ya Allah, Wahai Dzat yang luas magfiroh dan rohmat-Nya.

Kisah ini diambil dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawy.

Senin, 23 Desember 2013

TAHAPAN SYETAN DAN JIN DALAM MENYESATKAN MANUSIA

 

Pengaruh Setan
Tahapan Syetan dan Jin dalam Menyesatkan Manusia adalah jika iblis gagal menjadikan manusia menjadi kafir, musyrik, atau ahli bid’ah maka di arahkanlah supaya seseorang melakukan dosa-dosa besar. Iblis berusaha sekuat tenaga supaya seseorang yang teguh memegang sunnah itu melakukan dosa besar, kemudian ia menyiarkannya ke hadapan orang-orang banyak supaya orang lain lari darinya, dan iblis juga mempengaruhi supaya pembantu-pembantunya yang terdiri dari manusia ikut menyiarkannya, sehingga akhirnya orang yang melakukan dosa besar itu merasa malu, putus asa, mundur, kemudian murtad akhirnya menjadi pengikut setia iblis, Naudzubillahi min dzalik.

إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ * سورة النور 19
Artinya : sesungguhnya orang-orang yang senang tersiarnya kejelekan dikalangan orang-orang iman, maka bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akherat.

فَكُبْكِبُوا فِيهَا هُمْ وَالْغَاوُونَ (94) وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ * سورة السعراء 94-95
Artinya : Dimasukanlah berhala-berhala itu ke neraka Jahim, begitu pula mereka yang sesat dan semua tentara-tentara iblis.

Tahapan syetan dan jin dalam menyesatkan manusia yang berikutnya

Jika iblis juga tidak mampu dalam mempengaruhi seseorang melakukan dosa besar maka diarahkanlah untuk melakukan dosa kecil karena dengan melakukan dosa-dosa kecil itu diharapkan oleh iblis supaya seseorang itu rusak.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ فَإِنَّمَا مَثَلُ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ كَقَوْمٍ نَزَلُوا فِي بَطْنِ وَادٍ، فَجَاءَ ذَا بِعُودٍ، وَجَاءَ ذَا بِعُودٍ حَتَّى أَنْضَجُوا خُبْزَتَهُمْ، وَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ * رواه احمد
Artinya : Jauhilah dosa-dosa kecil karena perumpamaan dosa-dosa kecil itu seperti segolongan orang yang turun ke dalam jurang, maka dating ini dengan sepotong kayu dan ini juga dating dengan sepotong kayu sehingga mereka membawa kayu-kayu yang dengannya mereka mematangkan roti mereka, dan sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika diambil dengan pemiliknya maka ia merusaknya.

Tingkat kelima
Jika iblis gagal mempengaruhi manusia dengan melakukan dosa-dosa kecil, maka dia mengarahkan seseorang untuk melakukan kesibukan-kesibukan yang tidak mengandung dosa dan tidak mengandung pahala, tetapi bisa menyita waktu untuk ibadah seperti begadang sampai larut malam, ngobrol-ngobrol yang tidak bermanfaat, memperbanyak makan minum di luar kebutuhan, memperbanyak menganggurkan diri, memperbanyak tidur dan lain-lain. Padahal seorang mu’min itu mestinya harus meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ * رواه الترمذي
Artinya : Sebaik-baiknya islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak perlu ( manfaat ) padanya.

Tingkatan berikutnya pengaruh syetan dan jin terhadap manusia

Kalau iblis gagal mempengaruhi seseorang dangan pekerjaan-pekerjaan yang tidak ada gunanya maka dia mempengaruhi seseorang untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang di anggap utama, baik, banyak manfaatnya. Dia mengajak orang lain mengerjakan seperti dia, terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan, usaha-usaha yang menguntungkan, kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagai banyak orang dan lain sebagainya. Dimana semua membutuhkan, waktu, kesempatan, tenaga, pikiran, ketekunan yang tidak terbatas, sehingga iblis memasukan perangkapnya melalui kegiatan-kegiatan tersebut atau oleh iblis seseorang diarahkan untuk memperbanyak berbuat kebaikan kepada sesame, memperbanyak amalan-amalan sunnah dan lain-lain, yang semuanya itu hanya merupakan perangkap-perangkap syetan agar seseorang bisa lengah, kemudian di tumbuhkan rasa pol sendiri.

Ujub terhadap dirinya, meremehkan orang lain, dimasukan angan-angan yang bermacam-macam yang membawa kemajuan, tetapi pada saat seseorang telah masuk dalam giringannya, disambarlah oleh iblis dengan cepat sehingga seseorang telah terperangkap dalam jebakannya dan iblis mendapat kemenangan dalam menyesatkannya dan kalau dengan cara-cara ini juga tidak berhasil maka iblis menguasakan kepada teman-temannya yang terdiri dari jin dan manusia untuk melakukan bermacam-macam perbuatan yang menyakitkan, seperti orang yang teguh imannya tersebut di anggap kafir dan sesat menyesatkan. Di intimidasi akan di aniaya, dirusak tempat tinggalnya, dihancurkan tempat ibadahnya, dengan tujuan untuk menghentikan semua kegiatan yang haq dan benar supaya hati orang yang teguh imannya merasa bingung dan hanya disibukan untuk menghadapi rintangan-rintangan tersebut, atau agar supaya orang lain merasa takut untuk mengikuti barang yang haq dan benar atau untuk membendung berkembangnya barang yang haq dan benar itu.

Hal yang demikian ini jelas bagi kita tidak seorang pun dari kita yang benar-benar teguh memegang agamanya, kemurnian agamanya menetapi petunjuk sunnah Nabinya, berjalan di atas jalan terangnya, pasti di haling-halangi, dirintangi, di hina, di permainkan familinya, teman-temannya dan musuhnya, maka tidak ada tempat kembali kecuali kepada allah.

Semoga bermanfaat bagi kita semua...

Senin, 16 Desember 2013

Kebohongan Seorang Ibu Untuk Renungan

Kebohongan seorang Ibu yang kami dapatkan ini adalah suatu cerita yang menggugah hati bagi pembacanya. Semoga cinta anda sahabat anehdidunia.com semakin bertambah ke Ibu dan keluarga anda. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku masih kenyang”




KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di sungai dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”

KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Kamu tidurlah duluan, aku belum mengantuk”


KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!”




KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya lebih senang sendiri bersamamu”


KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : Ibu masih punya duit”


KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku lebih suka disini”


KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan”


KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.


”Berbaktilah pada Ibumu, Ibumu, Ibumu”.

Semoga cerita diatas bisa membuat kita merenung sejenak, apa yang telah di lakukan ibu kita hingga kita menjadi seperti saat ini. Begitu banyak pengorbanan yang telah dilakukannya untuk membahagiakan kita...

Sabtu, 07 Desember 2013

Menikah dengan sepupu, Bolehkah??


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد


Menikah Dengan Sepupu, BolehkahAda pertanyaan yang datang kepada saya menanyakan, apakah diperbolehkan dalam islam menikah dengan anak dari paman? dalam hal ini, ayah A dan ayah B kakak beradik? 

Dalam Islam menikah dengan anak paman baik itu paman dari ayah atau ibu hukumnya "DIPERBOLEHKAN". atau menikah dengan anak bibi dari ayah atau ibu, tidak ada dasar yang melarang pernikahan tersebut, bahkan Allah menjelaskan akan bolehnya pernikahan tersebut dengan firman-Nya :



يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَحْلَلْنَا لَكَ أَزْوَاجَكَ اللَّاتِي آتَيْتَ أُجُورَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِينُكَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْكَ وَبَنَاتِ عَمِّكَ وَبَنَاتِ عَمَّاتِكَ وَبَنَاتِ خَالِكَ وَبَنَاتِ خَالَاتِكَ

Artinya : "Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu." (QS Al-Ahzab : 50)

Dalam ayat diatas jelas sekali bahwa Allah menghalalkan "anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu" yaitu paman dari ayah, dan seterusnya. walaupun dalam ayat tersebut Allah seakan-akan hanya mengatakan itu kepada Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam-, akan tetapi prakteknya beliau tidak pernah menikah dengan anak pamannya. maka ayat tersebut tetap pada keumumannya yaitu diperbolehkan pada ummat Nabi Muhammad -sholallahu 'alaihi wasallam-.

Wabillahi at-taufiq

Penjelasan Tidur Ketindihan Hantu Atau SLEEP PARALYSIS




Pernahkah anda terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? 
Anda merasakan seolah-olah ada bayangan hitam yang sedang membekap Anda. Anda kemudian mulai berfikir bahwa- ada sosok makhluk gaib yang sedang mengganggu Anda. Berbagai cara mungkin Anda lakukan, membaca do’a-do’a atau mencoba berteriak minta tolong - misalnya. Tenang, Anda bukan sedang diganggu mahkluk halus.

Itulah yang sering disebut sleep paralysis atau orang menyebutnya “ketindihan” (jawa) atau juga “reprepan” (sunda). Dalam dunia medis sleep paralysis merupakan masalah medis yang biasa terjadi dan merupakan gangguan tidur.Saat hal ini terjadi , biasanya bagian-bagian dari tubuh Anda –khususnya lengan , kaki dan terasa akan lumpuh. Selain itu juga Anda merasakan tekanan berat di dada, sehingga Anda akan merasakan sesuatu sedang menekan atau menindih dada Anda. Selanjutnya, Anda akan sesak nafas.

Selain masalah ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan tubuh atau lumpuh, hal lain yang sering terjadi adalah munculnya suara-suara seperti garukan-garukan didinding, suara tawa atau suara-suara menggaanggu lainnya, yang terasa amat nyata.

Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, yang dimaksud dengan sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).


Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahap 1 merupakan tahap tidur yang paling ringan (drowsiness) –dimana Anda masih menyadari kondisi di sekeliling Anda . Setelah itu Anda Anda akan memasuki tahap 2 yaitu tahap tidur yang lebih dalam. Tahapan 3 merupakan tahapan tidur yang jauh lebih dalam lagi. Sebenarnya tahap 3 merupakan tahap peralihan dari tahap 2 menuju tahap 4 yang merupakan tahap paling dalam ( REM –rapid eye movement).

Malfungsi tidur atau ganguan tidur terjadi saat gelombang otak tidak mengikuti pola tidur yang seharusnya berjalan. Misalnya seperti yang terjadi pada penderita sleep paralysis,  Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, dimana biasanya penderita mengalami lompatan-lompatan tahapan tidur. Karena tahapan-tahapan tidur tidak berjalan normal, tubuh Anda tidak siap saat otak Anda terbangun dari tahap REM. Artinya Anda sudah sadar, namun karena tubuh Anda belum terbangun, Anda merasa seolah sulit untuk bergerak.

Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.

Beberapa penelitian sleep paralysis  tidak terlalu berbahaya bila dibandingkan dengan gangguan tidur lainnya seperti sleep apnea dan sleep walking. Namun Anda tetap harus mewaspadainya.Beberapa ahli mengaitkannya dengan narcolepsy kondisi neurologik  dimana seseorang tidak mampu mengontrol tubuhnya saat tidur. Sementara beberapa ahli mengaitkannya dengan stres dan kurang tidur.

CARA MENCEGAH SLEEP PARALYSIS (KETINDIHAN)

Posisi tidur Anda juga memiliki peranan dalam memicu sleep paralysis. pada sebagian besar kasus, sleep paralysis lebih sering terjadi pada pada orang orang yang tidur dengan posisi terlentang –wajah menghadap ke atas – dalam waktu yang cukup lama. Karena itu usahakan untuk lebih sering mengubah posisi tidur Anda.




Kemudian cobalah untuk mulai memperhatikan pola tidur Anda. Jika Anda sering mengalami gangguan sleep paralysis, buat catatan mengenai hal itu –misalnya kapan dan seberapa sering Anda mengalaminya. Nah, jika hal tersebut mulai terasa sangat mengganggu Anda. Tidak ada salahnya Anda menghubungi dokter. Selain itu, Anda juga dapat melakukan terapi-terapi ringan misalnya- menjadwalkan jam yang sama untuk tidur setiap hari, serta dengan durasi yang sama. Usahakan juga untuk tidak melakukan olahraga atau makan apapun saat Anda mendekati jam tidur Anda.

Semoga bermanfaat...

Jumat, 06 Desember 2013

Wahai Para Istri Bersyukurlah..

بسم الله الرحمن الرحيم


الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد 


Wahai Para Istri, Bersyukurlah

Dalam tulisan berikut, anda tidak akan mendapatkan kutipan baik dari Al-Qur'an atau Hadist. Tulisan ini murni dari penulis untuk para istri yang semoga senantiasa dirahmati Allah. Hanya sebuah ungkapan dari hati ke hati. Karena dengan cara inilah materi akan mudah tersampaikan.


Wahai istri muslimah. Posisi anda sangatlah vital dalam rumah tangga. Dan kedudukan anda sangatlah agung dimata Yang Maha Kuasa. Yaitu berbakti kepada suami dan menjadi pendidik sebuah generasi yang mana masa depan ada ditangan mereka.

Wahai istri muslimah. Jangan kira hanya dengan tersenyum menyambut suami yang baru pulang kerja itu membuat capek, bahkan menjadikan anda malas untuk melakukannya. Suami yang pulang dari kerja pasti membawa 2 hal, masalah atau rizki.

Ketika suami pulang dan mendapatkan masalah ditempat kerjanya, sesampainya dirumah kemudian anda menyambutnya dengan senyum bangga, maka itu adalah penyejuk bagi sang suami. Jangan langsung tanya ada apa, tapi tetaplah menatapnya dengan senyuman walau dia tidak membalas senyum anda.

Ucapkanlah selalu "Alhamdulillah" dalam keadaan apa saja, baik suami membawa rizki atau masalah. Bersyukurlah atas apa yang diberikan dan bersabarlah atas apa yang menimpa.

Wahai istri muslimah. Jadikan diri anda sebagai penyemangat terbesar bagi suami anda, dan jangan jadikan diri anda sebagai pemadam semangatnya. Jaga lisan anda agar tidak selalu menuntut dan menuntut, tapi katakanlah dengan cara yang baik, dorong dan semangatilah suamimu untuk maju dengan cara yang baik. Terimalah keputusan suami baik keputusan itu sesuai dengan harapan anda atau tidak.
Dan ingatlah wahai para istri, dari rahim anda terlahir orang-orang hebat seperti diri anda dan suami anda.

Semoga bermanfaat..

Alasan Mengapa Pria Selingkuh


1. Petualangan baru
Hampir tidak ada laki-laki yang memiliki rencana untuk berselingkuh. Biasanya, dorongan tersebut muncul secara tiba-tiba. Mereka melakukannya karena merasakan hal tersebut sebagai petualangan yang baru dan berbeda--that's it!

2. Ada kesempatan
Tak jarang, lelaki berselingkuh karena kesempatan jatuh begitu saja ke pangkuan mereka. Hal itu sering kali membuat mereka merasa tersiksa setengah mati, sebab mereka tetap ingin merasa baik terhadap diri mereka sendiri.



3. Reaksi spontan
Memutuskan untuk berselingkuh merupakan sebuah reaksi spontan. Mereka merasa sayang melewatkan kesempatan emas yang lewat di depan mata.



4. Mengusir kemonotonan
Suatu hubungan kadang kala bisa terasa begitu hambar dan monoton bagi laki-laki, sehingga mereka perlu membumbuinya dengan melirik perempuan lain. Dalam beberapa kasus, perbuatan tersebut menjadi sebuah kebodohan yang akhirnya mereka sesali.



5. Tidak serius berkomitmen
Hati-hati menjalin hubungan jika si dia tidak serius dalam berkomitmen. Lelaki semacam ini biasanya hanya ingin bersenang-senang dan tidak terlalu peduli dengan jalinan hubungan. Begitu merasa bosan dan terkekang, mereka akan segera pergi meninggalkan Anda untuk mencari perempuan lain sebagai korban.



6. Memacu adrenalin
Meskipun terdengar konyol, tapi tidak sedikit laki-laki yang berselingkuh hanya untuk memacu adrenalinnya. Bukan rahasia lagi bahwa laki-laki merupakan mahluk yang sangat tergila-gila dengan tantangan. Menurut mereka, berselingkuh merupakan cara termudah untuk memacu adrenalin dibandingkan jika harus mencuri mobil.



7. Balas dendam
Nah, lain lagi dengan masalah yang satu ini. Ada juga laki-laki yang berselingkuh karena telah diselingkuhi lebih dulu oleh kekasihnya. Ups! Meskipun tidak akan menyelesaikan persoalan, mereka sudah cukup puas bisa menyaksikan wajah penuh emosi sang kekasih saat mengetahui aksi balas dendam itu.



8. Tidak kuat mental
Sebagian laki-laki berusaha berkali-kali menolak godaan untuk berselingkuh. Akan tetapi, dalam beberapa kasus mereka tidak kuat mental sehingga akhirnya menyerah juga.



Itulah beberapa alasan mengapa pria berselingkuh. harapan kita agar pasangannya mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi sehingga sedini mungkin bisa menjauhkan pasangannya dari perselingkuhan. semoga artikel alasan pria selingkuh ini memahami diri pengunjung artikel unik menarik untuk menjauhkan diri dari hal yang dibilang negatif ini.

Kamis, 05 Desember 2013

Al- Asmaul Husna



Berikut ini Ibrahood.com akan coba share 99 nama-nama Allah dalam Islam.
"Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serukanlah (dan berdoalah) kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu, dan singkirkanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam menggunakan nama nama-Nya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan." Surah Al-A'raf, ayat 180.

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan "zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia."Surah Ar-Ra'd, ayat 28.

Allah
Ar-Rahman
Ar-Raheem
Al-Malik
Al-Malik (Maha Memiliki Menguasai Seluruh Alam)
Ar-Rahim (Maha Penyayang)
Ar-Rahman (Maha Pemurah)
Allah subhana huwa Taala
Al-Qudduus
As-Salaam
Al-Mumin
Al-Muhaymin
Al-Muhaimin (Maha Memelihara)
Al-Mukmin (Maha Mengurniakan Keamanan)
As-Salaam (Maha Sejahtera)
Al-Quddus (Maha Suci)
Al-Khaaliq
Al-Mutakabbir
Al-Jabbaar
Al-Aziz
Al-Khaaliq (Maha Menciptakan)
Al-Mutakabbir (Maha Memiliki Segala Keagungan)
Al-Jabbar (Maha Kuasa)
Al-Aziz (Maha Perkasa)
Al-Qahhaar
Al-Ghaffaar
Al-Musawwir
Al-Baari
Al-Qahhar (Maha Mengalahkan)
Al-Ghaffar (Maha Pengampun)
Al-Musawwir (Maha Membentuk Rupa)
Al-Baari (Maha Mengadakan)
Al-Aleem
Al-Fattah
Ar-Razzaq
Al-Wahhab
Al-Alim (Maha Mengetahui)
Al-Fattah (Maha Pemberi Keputusan)
Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki)
Al-Wahhab (Maha Pemberi Kurnia)
Ar-Raafey
Al-Khaafidh
Al-Baasit
Al-Qaabidh
Ar-Rafi (Maha Meninggikan)
Al-Khaafiz (Maha Merendahkan)
Al-Baasit (Maha Melapangkan)
Al-Qaabiz (Maha Menyempitkan)
Al-Baseer
As-Samii
Al-Mudhill
Al-Muizz
Al-Basir (Maha Melihat)
As-Sami' (Maha Mendengar)
Al-Mudhill (Yang Menghinakan)
Al-Muizz (Maha Memuliakan)
Al-Khabeer
Al-Lateef
Al-Adl
Al-Hakam
Al-Khabir (Maha Berwaspada)
Al-Latif (Maha Lemah Lembut)
Al-Adl (Yang Mempunyai Keadilan)
Al-Hakam (Maha Mengadili)
As-Shakur
Al-Ghafoor
Al-Adheem
Al-Haleem
As-Shakur (Maha Mensyukuri)
Al-Ghafur (Maha Pengampun)
Al-Adhim (Maha Besar)
Al-Halim (Maha Penyantun)
Al-Muqeet
Al-Hafeedh
Al-Kabeer
Al-Ali
Al-Muqit (Maha Perkasa)
Al-Hafiz (Maha Memelihara)
Al-Kabir (Maha Berwaspada)
Al-Ali (Maha Tinggi)
Ar-Raqeeb
Al-Kareem
Al-Jaleel
Al-Haseeb
Ar-Raqib (Maha Mengawasi)
Al-Karim (Maha Pemurah)
Al-Jalil (Maha Mulia)
Al-Hasib ( Amat Dihormati)
Al-Waduud
Al-Hakeem
Al-Waasey
Al-Mujeeb
Al-Wadud (Maha Pengasih)
Al-Hakim (Maha Bijaksana)
Al-Waasi' (Maha Lapang)
Al-Mujib (Maha Memperkenankan)
Al-Haq
As-Shaheed
Al-Baaith
Al-Majeed
Al-Haq (Maha Benar)
As-Shahid (Maha Menyaksikan)
Al-Baaith (Maha Membangkitkan Semula)
Al-Majid (Maha Mulia)
Al-Wali
Al-Mateen
Al-Qawi
Al-Wakeel
Al-Wali (Maha Memerintah)
Al-Matin (Maha Kuat)
Al-Qawi (Maha Kuat)
Al-Wakil (Maha Mentadbir)
Al-Mueed
Al-Mubdi
Al-Muhsi
Al-Hameed
Al-Muid (Maha Memulihkan)
Al-Mubdi (Maha Pencipta dari Asal)
Al-Muhsi (Maha Menghitung)
Al-Hamid (Maha Terpuji)
Al-Qayyum
Al-Hai
Al-Mumeet
Al-Muhyi
Al-Qayyum (Maha Berdikari)
Al-Hai (Yang Hidup Kekal)
Al-Mumit (Maha Pemusnah)
Al-Muhyi (Maha Menghidupkan)
Al-Ahad
Al-Waahid
Al-Maajid
Al-Waajid
Al-Ahad (Maha Esa)
Al-Waahid (Maha Tunggal)
Al-Maajid (Maha Mulia)
Al-Waajid (Maha Mencarikan)
Al-Muqaddim
Al-Muqtadir
Al-Qaadir
As-Samad
Al-Muqaddim (Maha Menyegerakan)
Al-Muqtadir (Maha Berkuasa)
Al-Qaadir (Maha Berkuasa)
As-Samad (Tumpuan Segala Hajat)
Adh-Dhaahir
Al-Aakhir
Al-Awwal
Al-Muakkhir
Adh-Dhaahir
Al-Aakhir (Maha Akhir)
Al-Awwal (Maha Awal)
Al-Muakkhir ( Maha Penangguh)
Al-Barr
Al-Muta-aali
Al-Waali
Al-Baatin
Al-Barr (Maha Membuat Kebajikan)
Al-Muta-aali (Maha Tinggi)
Al-Waali (Maha Melindungi)
Al-Baatin (Maha Tersembunyi)
Ar-Ra-uf
Al-Afuw
Al-Muntaqim
At-Tawwaab
Ar-Rauf (Maha Pengasih)
Al-Afuw (Maha Pemaaf)
Al-Muntaqim (Maha Pembalas Dendam)
At-Tawwaab (Maha Menerima Taubat)
Al-Muqsit
Dhul-Jalaali wal Ikraam
Maalik-ul-Mulk
Al-Muqsit (Maha Saksama)
Dhul-Jalaali wal Ikraam
Maalik-ul-Mulk
Al-Maaney
Al-Mughni
Al-Ghani
Al-Jaamey
Al-Maane (Maha Melarang)
Al-Mughni (Maha Memakmurkan)
Al-Ghani (Maha Kaya)
Al-Jami' (Maha Mengumpulkan)
Al-Haadi
An-Nur
An-Naafey
Adh-Dhaarr
Al-Haadi (Maha Petunjuk)
An-Nur (Maha Bercahaya)
An-Naafi' (Memberi Manfaat)
Adh-Dhaarr
As-Sabur
Ar-Rasheed
Al-Waarith
Al-Baaqi
As-Sabur (Maha Penyabar)
Ar-Rashid (Maha Bijaksana)
Al-Waarith (Maha Mewarisi)
Al-Baaqi (Maha Kekal)

Semoga bermanfaat...