Belajarlah Mencintai Jilbabmu
Duhai jilbab yang masih
terlipat, jadilah perisai dan tabir untuk dirimu, Mengukir simbol kehormatan
dan kesucianmu, Menjelmalah laksana rumah berjalan untukmu, Dan kusematkan
setangkai cinta untukmu…
Jadikanlah jilbab
seperti bagian dari dirimu, yang jika tanpanya, engkau merasa tidak sempurna.
Jadikanlah dia penutup auratmu yang lebih baik dari sekedar pakaianmu.
Jadikanlah dia sebagai
lambang rasa malumu yang akan memancarkan wibawamu.
Jadikanlah dia sebagai
simbol kehormatan dan kesucianmu yang harus engkau jaga sebaik-baiknya. Maka
dengan begitu, engkau akan mencintainya tanpa engkau sadari bahwa engkau telah
mencintainya.
Yang Cantik yang
Berjilbab
Tak ada ajaran yang
lebih memuliakan wanita daripada Islam. Dalam Islam, wanita ditempatkan sebagai
makhluk yang sangat mulia. Dan Islam sangat menjaga kehormatan juga kesucian
seorang wanita. Namun, di belantara fitnah saat ini, wanita yang berkomitmen
untuk menjaga kesucian dirinya karena masih menjadi kaum minoritas, seringkali
mendapat cemoohan, sindiran, dan cibiran dari kaum mayoritas yang awam. Bahkan,
ada yang menyebut dirinya sebagai kaum feminis yang dengan tidak disadari oleh
akal sehatnya telah menjerumuskan kaum wanita kepada lembah kehinaan yang
bersampul keadilan. Wal’iyyadzubillah.
Wanita shalihah yang
kecantikannya ibarat mutiara yang terbenam dalam lumpur, masih menjadi kaum
minor di kalangan masyarakat yang sudah mulai terpengaruh dengan eksistensi
kaum liberal, permisif dan hedonis masa kini.
Merekalah para wanita
perindu Surga yang selalu nyaman tinggal di istananya. Merekalah para bidadari
yang bersembunyi di balik tabir, kain longgar, dan lebarnya kerudung. Ketika
orang mendatanginya, ia begitu khawatir jika keindahannya terlihat, dan dia
tidak mungkin menjumpai tamunya dalam busana ala kadarnya yang bisa menampakkan
’simpanan berharga’nya. Mereka masih dan akan selalu menjadi misteri bagi para
lelaki asing di luar sana. Tetapi mereka berubah bagai bidadari jika bertemu
dengan kekasih hati yang telah menjadi suaminya.
Tahukah engkau siapa
kekasih hati sang bidadari? Hanyalah lelaki shalih yang berani mendamba dirinya
dan hanya lelaki shalih yang memiliki nyali mempersuntingnya sekaligus
meminangnya menjadi belahan hati. Sedangkan lelaki hidung belang, miskin agama,
dan kurang bermoral hanya akan mendekati ‘daging-daging’ yang dijual bebas di
pasaran. Para wanita yang menjajakan dirinya di pinggir-pinggir jalan, di
mal-mal, di tempat-tempat dugem, dan yang sejenisnya. Sekalipun mereka tidak
merasa atau tidak berniat ‘menjual diri’ mereka, akan tetapi pada hakikatnya
jika mereka mau menyadari, merekalah ‘mangsa’ empuk para serigala manusia yang
kelaparan.
Maka saudariku, manakah
yang lebih engkau sukai, si cantik yang diobral murah? Ataukah si shalihah yang
penuh rahasia?
Sekarang, mari kita
simak peringatan yang pernah disampaikan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang artinya, “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku
lihat sebelumnya, yaitu:
1. suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor sapi betina yang
mereka pakai untuk mencambuk manusia;
2. wanita-wanita yang berpakaian (namun) telanjang, yang kalau
berjalan berlenggak-lenggok menggoyang-goyangkan kepalanya lagi durhaka (tidak
ta’at), kepalanya seperti punuk-punuk unta yang meliuk-liuk.
Mereka tidak akan masuk
Surga dan tidak dapat mencium bau wanginya, padahal bau wanginya itu sudah
tercium dari jarak sekian dan sekian.” ( Muslim dan Ahmad)
Akhirnya…
Apabila Allah telah
mengadakan suatu ketentuan, maka sudah pasti dalam ketentuan itu terkandung
kebaikan yang amat besar. Maka dengan meragukan ketentuan dan perintah-Nya,
engkau telah melewatkan banyak kebaikan yang seharusnya engkau dapatkan. Coba
engkau simak firman Allah yang berbunyi,
“Dan tidaklah patut bagi
laki-laki mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan mukminah, apabila Allah dan
Rasul-Nya telah menerapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya,
maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab:
36)
Alasan apapun yang masih
tersimpan dihatimu untuk tidak melaksanakan perintah berjilbab ini, janganlah
engkau dengarkan dan engkau turuti. Semua itu hanyalah was-was setan yang
dihembuskannya ke dalam hati-hati manusia, termasuk ke dalam hatimu.
Bersegeralah menuju
jalan ketakwaan, karena dengan begitu engkau akan melihat sosok lain yang jauh
lebih baik dari dirimu pada hari ini. Engkau akan dengan segera mendapati
rentetan kasih sayang Allah yang tidak pernah engkau sangka-sangka sebelumnya.
Jadi, apa lagi yang kau tunggu? Bentangkanlah jilbabmu dan tutupilah cantikmu.
Belajarlah menghargai dirimu sendiri dengan menjaga jilbabmu, maka dengan
begitu orang lain pun akan ikut menghargai dirimu.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya, “Barang siapa di antara kalian
mampu membuat perlindungan diri dari api Neraka meskipun hanya dengan sebiji
kurma, maka lakukanlah.” (Dari jalan ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu)
Ku susun risalah ini
sebagai bentuk kasih sayang terhadapmu sembari terus berdo’a semoga Allah
membuka hatimu untuk menerima ‘kado istimewa’ ini dengan ikhlas. Bukan karena
apa maupun karena siapa, tapi karena semata-mata engkau mengharapkan keridhaan
Allah ‘Azza wa Jalla terhadap dirimu.
Semoga risalah yang hanya
mengharap Wajah Allah ini dapat mengetuk pintu yang tertutup dan membangunkan
nurani yang lama tertidur lelap, sehingga membangkitkan semangat untuk
bersegera menuju ketaatan kepada Allah. Semoga Allah memasukkan dirimu, diriku,
dan seluruh kaum muslimin yang berpegang teguh dalam tali agama Allah ke dalam
golongan orang-orang yang ditunjuki jalan yang lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar