Translate

Rabu, 08 Januari 2014

Kisah Sabar Nabi Ayyub

قال الله تعالى واذكر عبدنا أيوب إذ نادى ربه اني مسني الشيطان بنصب وعذاب
Allah Ta’ala berfirman : Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”

Diceritakan bahwa Nabi Ayyub as. adalah salah satu nabi yang terkenal dengan kesabaran beliau dalam beribadah. Beliau bernama Ayyub bin ‘Is bin Ishaq dan tinggal di Negari Rum, ayah beliau bernama ‘Is bin Ishaq dan ibu beliau adalah putri dari Nabi Luth as.  Ayah beliau adalah seorang yang sangat kaya dan tak seorang pun yang mampu menandingi kekayaannya di kota Syam. Ayah beliau memiliki beberapa harta yang berupa hewan ternak yang juga digunakan sebagai kendaraan, diantaranya adalah unta, sapi, kambing, keledai, kuda, dan khimar. Setelah ayah beliau wafat, semua kekayaan berpindah ke tangan beliau.

Beliau mempunyai 3 orang istri yang salah satunya bernama Rohmah binti Afroyam bin Yusuf. Beliau dikaruniai 14 anak yang sangat beliau sayangi, 8 putra dan 6 putri. Beliau adalah seorang yang pandai, bersih, dermawan, dan bijksana. Beliau senantiasa menghabiskan waktu-waktunya untuk beribadah dan berdzikir kepada Allah. Seolah tak ada waktu yang bernilai selain digunakan untuk beribadah kepada Allah.

Hingga suatu hari Iblis merasa iri dan dengki kepada beliau, ia berkata Ayyub telah benar-benar mendapatkan dunia dan akhiratnya !!!. Ya, mendapatkan dunia karena beliau telah mendapatkan nikmat dunia berupa harta, istri dan anak-anak, kebahagiaan, kehormatan, dan sebagainya. Mendapatkan akhirat karena beliau terjaga untuk senantiasa beribadah dan berdzikir kepada Allah tanpa terlupa keduanya. Iblis berencana untuk merusak nikmat yang diberikan kepada Nabi Ayyub as, baik nikmat dunia dan nikmat akhirat, dan bahkan keduanya.

Suatu hari Iblis laknatullah pergi menuju langit ke tujuh. Kemudian Allah berkata kepadanya Wahai makhluk yang dilaknat, bagaimana pendapatmu tentang hamba-Ku Ayyub, apakah kamu memperoleh sesuatu darinya ?”. Iblis pun berkata “Wahai Tuhanku, sesungguhnya Ayyub menyembah kepadaMu karena Engkau memberinya kekayaan dan kesehatan di dunia, jika tidak ada itu semua maka ia tidak akan beribadah kepada-Mu !”. Allah berkata kepadanya Kamu telah berdusta, karena sesungguhnya aku lebih mengetahui bahwa ia beribadah dan bersyukur karena Aku !”. Iblis pun berkata “Wahai Tuhanku, berikanlah aku kekuasaan terhadapnya, maka nantikanlah bagaimana ia akan lupa kepada-Mu dan sibuk dengan urusannya sehingga ia lupa beribadah kepada-Mu ?!?. Kemudian Allah memberikan kuasa-Nya kepada Iblis untuk menguji hamba-Nya, Nabi Ayyub as, semua yang ada pada Nabi Ayyub kecuali ruh dan lisan beliau.

Iblis pun kembali ke dunia dan pergi menuju tepi pantai. Dengan satu teriakan, ia berteriak keras sehingga tak ada satu pun dari golongan para jin kecuali mereka segera berkumpul dan datang di hadapannya. Mereka berkata kepada Iblis Gerangan apa yang sedang terjadi, wahai tuan kami ?. Iblis pun berkata Aku telah menemukan suatu kesempatan baik yang tidak pernah aku temukan sejak Adam mengeluarkanku dari surga, maka aku meminta bantuan kalian untuk merusak Ayyub ?!?. Semua golongan jin pun segera bubar dan menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Iblis.

Para jin pun segera pergi menuju tempat tinggal Nabi Ayyub, mereka membakar dan merusak semua harta milik Nabi Ayyub. Kemudian Iblis pergi menemui Nabi Ayyub as. yang pada saat itu beliau sedang berdiri melakukan sholat di dalam masjid. Iblis berkata Apakah kamu masih beribadah kepada Tuhanmu dalam keadaanmu yang sempit ini ??? Api telah diturunkan dari langit dan membakar semua hartamu menjadi abu. Namun, Nabi Ayyub pun tidak berbicara sepatah kata pun sampai beliau selesai mengerjakan sholat. Beliau berkata Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan harta kepadaku kemudian Ia mengambilnya dariku. Kemudian beliau berdiri dan melanjutkan sholat beliau, sedangkan Iblis pun pulang dalam keadaan terabaikan, terkucilkan dan terhina. Meskipun semua harta Nabi Ayyub telah terbakar menjadi abu, beliau pun masih senantiasa menjalankan ibadah dan dzikir kepada Allah layaknya tidak ada sesuatu yang menimpa beliau.

Setelah kejadian tersebut, Iblis pun tidak kunjung berhenti dari aksinya. Di lain pihak, setiap pagi para putra dan putri Nabi Ayyub as selalu melakukan sarapan pagi dirumah anak tertua beliau yang bernama Hirmil. Dan pada suatu hari saat semua tengah asyik sarapan pagi dirumah Hirmil, para syetan dan jin berkumpul dan mengelilingi rumah tersebut. Kemudian mereka menghancurkan pondasi dan bangunan rumah itu sehingga bangunan tersebut menimpa semua anak Nabi Ayyub dan semuanya meninggal karena kejadian itu. Saat itu pula Iblis pergi menemui Nabi Ayyub as yang sedang melakukan sholat di dalam masjid. Iblis berkata Wahai Ayyub, apakah kamu masih saja beribadah kepada Tuhanmu sedangkan anak-anakmu telah tertimbun bangunan rumah dan mereka semua mati !!!. Namun, Nabi Ayyub pun tidak berbicara sepatah kata pun sampai beliau selesai mengerjakan sholat. Beliau berkata Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan harta kepadaku kemudian Ia mengambilnya dariku. Sesungguhnya harta dan anak-anak adalah fitnah bagi kaum laki-laki dan kaum perempuan. Iblis pun pulang dalam keadaan putus asa, merugi, terhina, dan sangat marah. Meski harta dan anak-anak Nabi Ayyub telah tiada, namun beliau malah semakin giat dalam beribadah kepada Allah dalam menyongsong hari-hari beliau.

Ketegaran hati Nabi Ayyub tidak menghentikan upaya Iblis demi merusaknya. Suatu hari Iblis pun kembali lagi datang kepada Nabi Ayyub yang saat itu sedang melakukan sholat. Ketika Nabi Ayyub sedang sujud dalam sholat, Iblis meniupkan serbuk-serbuk bakteri dan penyakit pada hidung, mulut, dan semua anggota badan beliau. Beliau pun mengeluarkan keringat banyak dan merasa seolah-olah sangat berat dalam tubuh beliau. Istri beliau, Rohmah berkata Ini akibat dari sedih kehilangan harta dan musibah yang telah menimpa anak-anakmu. Setiap malam kamu beribadah, dan di siang harinya kamu berpuasa, kamu tak pernah beristirahat sejenak dan tak pernah kamu membiarkan tubuhmu dalam keadaan enak dan nyaman. Istri beliau mengeluh kepada beliau atas ibadah beliau yang tak kunjung berhenti. Namun, hal yang seperti itu tidak menghentikan ibadah beliau, malah beliau semakin giat dalam beribadah meski tubuh dan tenaga tak sanggup menahan sakit.

Tak lama dari gejala tersebut, tubuh Nabi Ayyub membekas luka-luka bentul yang muncul disekujur tubuh beliau. Dari luka itu muncullah nanah dan belatung yang tumbuh di dalam luka. Keluarga, sanak, dan kerabat-kerabat beliau pun mulai menjauhi beliau. Tidak hanya itu, kedua istri beliau menuntut cerai kepada beliau dan kemudian beliau pun mencerai keduanya. Tinggallah Rohmah seorang diri yang melayani Nabi Ayyub, ia datang kepada Nabi Ayyub di siang dan malamnya untuk melayani beliau. Hingga suatu ketika datanglah istri dari tetangga Rohmah, ia mengatakan “Wahai Rohmah, kami sekeluarga khawatir kalau musibah yang terjadi pada suamimu akan menular kepada anak-anak kami. Asingkanlah ia dari sini, jika tidak maka kami yang akan mengeluarkannya”. Mendengar perkataan tersebut hati Rohmah sangat sedih.

Dengan air mata berlinnag di pipi, Rohmah pun segera menggendong Nabi Ayyub menuju reruntuhan rumah di pinggir desa. Namun, tak lama para penduduk pun mendengar kabar tentang Nabi Ayyub dan mereka segera menemui Rohmah Wahai Rohmah, bawalah pergi suamimu dari desa ini, jika tidak maka kami akan memerintahkan anjing kami untuk memakan dagingnya !!!. Sambil menangis Rohmah pun membawa Nabi Ayyub keluar dari desa itu hingga sampailah mereka pada seberang jalan di desa lainnya. Dengan sebilah kapak, tali, dan kayu, ia membuat sebuah tempat berteduh dan meletakkan batu sebagai bantal Nabi Ayyub. Saat Rohmah akan pergi ke desa, Nabi ayyub berkata Kembalilah wahai Rohmah apakah kamu menginginkan untuk pergi dariku dan meninggalkanku tempat ini !”. Rohmah menjawab Jangan khawatir, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkanmu selama nyawa ini masih berada dalam tubuhku. Segeralah Rohmah pergi ke desa tersebut untuk bekerja setiap harinya, dan ia selalu membawakan sepotong roti dan makanan untuk Nabi Ayyub.

Namun, tak lama kemudian penduduk desa tersebut mengetahui bahwa Rohmah adalah istri dari seorang yang berpenyakit sehingga tak ada penduduk yang mau membantunya. Setiap kali ia meminta pertolongan, ia hanya mendapat hinaan Menjauhlah dari kami, kamu datang hanya membawa kotoran (penyakit) kepada kami. Sambil menangis ia selalu mengeluh kepada tuhannya Ya Tuhanku, Engkau mengetahui keadaanku benar-benar dalam kesusahan di Bumi ini. Orang-orang menyangka kami pembawa kotoran (penyakit) di dunia, tapi Engkau tidak akan mengotori kami di akhirat. Mereka mengusir kami dari rumah kami, tapi Engkau tidak akan mengusir kami dari rumah-Mu di hari kiamat nanti. Dengan semangat ia pun kembali meminta tolong kepada orang lain. Suatu hari ia pergi menemui seorang wanita, tukang roti, dan berkata Sesungguhnya suamiku, Ayyub dalam keadaan lapar, maka berilah hutang kepadaku sepotong roti. Wanita itu berkata Segeralah kamu menjauh dariku agar suamiku tidak melihatmu. Tetapi, berikan dzu’abah (semacam gulungan, bando, tusuk rambut, atau ikatan pada anyaman rambut) pada anyaman rambutmu. Rohmah mempunyai  12 dzu’abah dihiasi dengan tembaga kuning, yang dulu diwariskan oleh Nabi Yusuf as., sedangkan Nabi Ayyub sangat menyukai dzu’abah tersebut.

Ia memotong rambutnya untuk menjual dzu’abah tersebut, kemudian ia mendapatkan 4 potong roti yang  besar. Namun, dalam hati kecil sebenarnya ia amat berat untuk menjualnya. Ia munajjah kepada tuhannya Wahai Tuhanku, sesungguhnya ini aku lakukan karena taat kepada suamiku dan demi melayani (memberikan makanan) kepada Nabi-Mu Ayyub, aku telah menjual dzu’abahku. Setelah Rohmah pulang dan membawakan roti yang bagus, Nabi Ayyub menyangka bahwa istri beliau telah menjual dirinya. Sehingga beliau bersumpah jika Allah memberikan kesembuhan, beliau akan memukulnya dengan 100 jilidan atau pukulan.

Ketika Rohmah menceritakan kejadian yang sesungguhnya, Nabi Ayyub menangis dan berkata Wahai Tuhanku, telah hilang prasangkaku sehingga sampai pada kesimpulanku bahwa istri nabi-Mu telah menjual (hiasan) rambutnya dan ia telah memberikan nafkah kepadaku. Rohmah pun berkata Wahai suamiku, janganlah kamu menyalahkan dirimu hari ini, karena sesungguhnya rambut ini akan tumbuh lebih bagus dari sebelumnya. Kemudian ia pun memotong-motong roti tersebut, duduk di sebelah Nabi Ayyub dan menyuapinya.

Meski cobaan yang dirasakan oleh Nabi Ayyub sebegitu berat, namun beliau selalu bersyukur kepada Allah. Bahkan jika seekor belatung jatuh dari anggota tubuh, beliau mengambilnya dan meletakkan kembali pada anggota tubuh dan berkata Makanlah apa yang telah Allah rizkikan kepadamu. Sehingga seolah seluruh tubuh beliau hanya tersisa tulang, otot, dan syaraf. Meski demikian, hati beliau tidak pernah sekali pun lupa untuk bersyukur kepada Allah, dan lisan beliau selalu tak henti-hentinya berdzikir kepada Allah.

Dalam suatu riwayat, Nabi Ayyub bertahan dalam sakitnya selama 18 tahun. Dan pada suatu hari Rohmah berkata kepada beliau Engkau adalah seorang Nabi yang mulia di sisi Allah, maka berdo’alah kepada-Nya untuk kesembuhanmu !. Nabi Ayyub bertanya Berapa masa dalam musim kemarau ?. Rohmah pun menjawab Delapan puluh tahun (pada masa dulu). Kemudian Nabi Ayyub berkata Aku malu kepada Allah untuk berdo’a kepadanya sedangkan sakitku ini belum mencapai masa semusim kemarau. Sementara itu dalam tubuh Nabi Ayyub tidak tersisa daging sekali pun, sehingga belatung-belatung yang hidup menggerogoti tubuh kini saling makan-memakan dan hanya tersisa dua belatung yang masih hidup. Dua belatung itu selalu mengeliingi tubuh beliau untuk mencari daging yang tersisa. Dan saat seekor belatung mulai menggerogoti hati dan seekor belatung yang lain menggerogoti lisan, beliau berdo’a kepada Allah
قال الله تعالى اني مسني الضر وانت خير الراحمين
Allah Ta’ala berfirman : (Nabi Ayyub berkata) sesungguhnya aku diganggu oleh kesengsaraan, dan Engkau adalah Sebaik-baik Dzat yang Maha Pengasih.
Karena itulah Allah berfirman :
قال الله تعالى انا وجدناه صابرا
Allah Ta’ala berfirman : Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar.

Karena beliau tidak pernah putus untuk beribadah walau harta, anak-anak, dan kesehatan beliau dirampas, beliau berdo’a karena takut akan hati dan lisan yang digerogoti belatung dan menjadikan itu terputus untuk beribadah kepada Allah. Selayaknya beliau berdo’a Wahai Tuhanku, aku bersabar atas semua coba’an yang Engkau berikan selama hatiku masih tertuju pada cinta-Mu dan lisanku senantiasa bisa berdzikir kepada-Mu. Tetapi, jika tidak ada itu berdua maka ibadahku akan terputus sampai disini. Dan aku tidak bisa bersabar jika aku akan terputus kepada-Mu, sedangkan Engkau adalah Dzat yang Maha Pengasih !!!. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada beliau Wahai Ayyub, sesungguhnya lisan adalah milik-Ku, hati adalah milik-Ku, belatung adalah milik-Ku, dan sakit itu dari-Ku, maka bagaimana jika terputus dari semua itu ?. Dalam pendapat lain, Allah memberi wahyu kepada Nabi Ayyub Sesungguhnya 70 orang dari Nabi-Ku menghendakinya dari-Ku, dan Aku memilihnya untukmu sebagai tambahan dalam kemuliaanmu. Maka ini bagimu bala’ (musibah/cobaan) adalah bentuk rupa, dan pertolongan adalah hakekatnya. Karena sesungguhnya terputusnya Nabi Ayyub dari ibadah beliau jika belatung itu memakan hati dan lisan beliau sehingga beliau tidak mampu berpikir dan berdzikir.

Allah pun menjatuhkan kedua belatung tersebut, kemudian Malaikat Jibril datang menemui Nabi Ayyub dengan membawa dua buah delima. Nabi Ayyub berkata kepada Malaikat Jibril Wahai Jibril, apakah Tuhanku menyebutku ?”. Malaikat Jibril menjawab “Benar, Allah memberikan salam (keselamatan) kepadamu dan memerintahkanmu untuk memakan dua buah delima ini maka kamu akan sembuh sampai daging dan tulangmu !. Ketika Nabi Ayyub memakan keduanya, Malaikat Jibril berkata Berdirilah atas izin Allah !.

قال الله تعالى اركض برجلك هذا مغتسل بارد وشراب
Allah Ta’ala berfirman : Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.

Kemudian Nabi Ayyub memukulkan kaki kanan beliau ke atas tanah dan dari situlah keluar air hangat, dan beliau mandi dari air itu. Lalu beliau memukulkan kaki kirinya dan keluarlah air dingin dari tanah itu dan beliau meminum air tersebut. Seketika itu hilanglah semua penyakit beliau, baik penyakit dalam maupun penyakit luar. Tidak pula demikian, badan beliau pun terlihat lebih sehat dan bagus daripada sebelumnya, dan di wajah beliau juga terlihat bersinar seolah sinar bulan.

قال الله تعالى وخذ بيدك ضغثا فاضرب به ولا تحنث
Allah Ta’ala berfirman : Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah.

Hal itu dilakukan karena beliau telah bersumpah untuk memukul istri beliau sebanyak 100 kali. Dan sebagai janji dari sumpah tersebut, Allah memerintah untuk mengambil seikat rumput dan memukulkannya kepada istri beliau, Rohmah.

قال الله تعالى فاستجبنا له فكشفنا ما به من ضر واتيناه اهله ومثلهم معهم رحمة من عندنا وذكرى للعابدين
Allah Ta’ala berfirman : Kemudian Kami mengabulkan baginya (do’a Nabi Ayyub), Lalu Kami menghilangkan apa yang ada padanya berupa kesengsaraan, dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang ahli beribadah.

Dengan demikian Allah telah membenarkan firman-Nya bahwa hamba-Nya, Nabi Ayyub memang benar-benar beribadah dan bersyukur bukan karena harta dan nikmat yang dimiliki, tetapi karena Allah. Sedangkan Iblis laknatullah senantiasa merugi, merasa terhina, dan merasa putus asa jika melihat hamba Allah yang dengan ikhlas beribadah karena Allah.


Semoga dengan cerita ini, kita semua dapat mengambil hikmatnya sehingga dapat direalisasikan dalam kehidupan kita sehari-hari terutama dalam masalah ibadah.
Ya Allah, ampuni kami yang selalu lupa dan selalu melalaikan perintahmu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar