Manusia yang tak Disukai Allah

Dalam Al-quran ditemukan beberapa ayat dengan variasi beragam yang
diawali dengan kata “in nallaha laa yuhibbu” (sesungguhnya Allah tak suka).
Dengan tegas Allah SWT menyatakan ketidaksukaan kepada karakter-karekter
negatif dan destruktif. Seperti al-mufsidin (merusak), azh-zhalimin
(zalim), al-musrifin (berlebihan), al-mu’tadin (melampaui
batas), al-mustakbirin (menyombongkan diri), kaffarin atsiim
(kufur lagi bergelimang dosa), khawwanin atsima (berkhianat dan
berlumur dosa), khainin (penghianat), dan mukhtalan fakhura
(sombong dan membanggakan diri).
Dalam Tafsir Al-Azhar, dijelaskan makna kata mukhtalan
fakhura. Mukhtal artinya melagak, menyombong, merasa seakan-akan dunia ini dia
yang punya. Bumi serasa dilangkahi, langit serasa dipersunting, awak merasa
tinggi benar, hina dan mulia tak dikenal, tua dan muda tak disapa. Itulah
sombong sikap hidup.
Sementara fakhur adalah cakap yang sombong, perkataan yang selalu meninggi,
memandang rendah orang lain, seakan-akan diri tak ada tandingan. Bercakap
tinggi, membanggakan diri, menyebut bahwa dia paling pintar atau gagah berani
atau si anu pernah dibantunya dan membanggakan keturunan, nenek moyang,
kabilah, dan suku.
Dalam Surah An-Nisa’ ayat 36-38 disebutkan empat karakter buruk dari mukhtalan
fakhura. Pertama, orang-orang yang kikir dan menyuruh orang berbuat kikir.
Bakhil adalah kesombongan, baik kepada Allah SWT yang telah memberi karunia
maupun kepada manusia.
Sifat ini adalah kemusyrikan stadium awal karena menyekutukan Allah dengan
harta benda. Kebakhilan muncul dalam diri manusia karena terlalu mencintai
harta melebihi cintanya kepada Tuhan, dan menumpuk harta. Kedua, menyembunyikan karunia Allah.
Seseorang yang bakhil akan menutupi kenikmatan yang diperolehnya dan tidak
ingin diketahui orang lain. Orang-orang yang terserang penyakit berbahaya ini,
hidupnya akan menderita hingga akhir hayat. Sebab, setiap karunia yang
diterimanya tak pernah disyukuri dan dibagikan untuk orang lain.
Orang bakhil itu termasuk kufur nikmat.
Ketiga, orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya kepada orang lain
(ingin dilihat dan dipuji). Riya juga merupakan kemusyrikan, yakni menyekutukan
Allah dengan manusia. Ia mengeluarkan zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta
shalat dan puasa karena ingin dipuji dan dikatakan dermawan.
Keempat, orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Ketiga
golongan tersebut di atas, akan tampak dari sikap dan perbuatannya. Meskipun
menjalankan syariat Islam, mereka tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Sekiranya beriman kepada Allah dan hari akhir, tentu mereka tidak bakhil atau
riya.
Dalam keseharian, mereka yang mengidap keempat penyakit hati ini akan
membanggakan diri dan pongah. Hal tersebut disebabkan mereka
berteman dengan setan.
Ketahuilah, sesungghnya sifat yang demikian, Manusia tidak suka dan Allah pun tidak suka.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar