Inilah Sedekah yangPaling Besar Pahalanya

Suatu ketika ada
seseorang yang datang kepada Nabi SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah,
sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Lalu, beliau menjawab, “Bersedekah
selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih
berkeinginan untuk kaya. Dan, janganlah kamu menunda-nunda sehingga apabila
nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, 'Untuk fulan sekian
dan untuk fulan sekian', padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli
warisnya).” (HR Bukhari dan Muslim).
Salah satu pelajaran
yang terkandung dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah di atas adalah
anjuran kepada kita untuk bersegera bersedekah dan melakukan amal-amal baik
lainnya. Tegasnya, berbuat baik itu jangan ditunda-tunda, harus segera
dilaksanakan. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam al-Baqarah (2) ayat
148, “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.”
Dalam hadisnya,
Rasulullah SAW bersabda, “Perlahan-lahan dalam segala sesuatu itu baik, kecuali
dalam perbuatan yang berkenaan dengan akhirat.” (HR Abu Dawud, Baihaqi, dan
Hakim). Bila kita menunda-nunda amal kebaikan bisa menjadikan amal baik yang
akan kita lakukan itu tidak terlaksana. Itu karena kita tidak tahu kapan ajal
menjemput diri kita.
Boleh jadi karena
menunda-nunda amal, ajal keburu menjemput diri kita sehingga kita tidak sempat
melakukan amal baik yang telah kita niatkan. Selain itu, bila kita
menunda-nunda amal baik bisa menyebabkan niat kita menjadi berubah karena
ketika kita menunda-nunda berbuat baik sama dengan membuka kesempatan pada hawa
nafsu dan setan untuk mengganggu dan menggoda diri kita.
Karena, hawa nafsu dan
setan senantiasa mengajak kepada keburukan dan menghalangi kita berbuat
kebaikan. Allah berfirman, “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya, Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yusuf [12] : 53).
Dalam ayat lain
disebutkan, “Dan, sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi
mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat
petunjuk.” (QS Az-Zukhruf [43] : 37). Untuk itu, bila kita mempunyai niat
berbuat kebaikan hendaknya bersegera melakukannya agar kita segera memperoleh
kebaikan dan sebagai upaya kita menyempurnakan kebaikan yang kita lakukan.
Di dalam atsar Abdullah
Ibnu Abbas, dikatakan, “Tidak sempurna kebaikan kecuali dengan menyegerakannya
karena jika disegerakan hal itu akan lebih menyenangkan pihak yang
berkepentingan.” Akhirnya, mari kita renungi sebuah kisah sebagai ibrah dan
mauizdah bagi kita untuk menyegerakan setiap kebaikan yang telah kita niatkan.
Dikisahkan, “Seorang
saleh yang sedang berada di kamar mandi pernah memanggil budaknya dan
menyuruhnya untuk memberikan sedekah kepada seseorang. Maka, budak itu berkata
kepadanya, 'Mengapa tuan tidak bersabar dulu, hingga tuan keluar dari kamar
mandi?' Dia menjawab, 'Saya mempunyai niat untuk berbuat baik dan saya takut
niat itu berubah. Oleh karena itu, begitu mempunyai niat, saya segera
mengikutinya dan melaksanakannya.'” Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar