Kisah Sahabat Nabi -Khalid bin Walid, Panglima yang Sempurna
.jpg)
Ketika Khalid bin Walid masuk Islam, Rasulullah
sangat bahagia karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela
panji-panji Islam.
Adanya Khalid di
barisan1111 Kaum Muslimin meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad.
Dalam banyak kesempatan Khalid diangkat menjadi panglima perang dan menunjukkan
hasil kemenangan.
Pada masa pemerintahan
Abu Bakar, Khalid bin Walid ditunjuk menjadi panglima yang memimpin sebanyak
46.000 pasukan, Khalid tak gentar menghadapi tentara Byzantium dengan jumlah
pasukan mencapai 240.000.
Uniknya, Khalid malah
khawatir tidak bisa mengendalikan hatinya karena pengangkatannya dalam
peperangan yang dikenal dengan Perang Yarmuk itu.
Dalam Perang Yarmuk,
jumlah pasukan Islam yang dipimpin Khalid bukan saja tidak seimbang dengan
musuh. Khalid memimpin pasukan tanpa persenjataan yang lengkap, tidak
terlatih plus kualitas yang rendah.
Ini berbeda dengan
angkatan perang Romawi yang bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya
lebih banyak. Hanya, bukan Khalid namanya jika tidak mempunyai strategi perang.
Khalid membagi pasukan
Islam menjadi 40 kontingen dari 46.000 pasukan Islam untuk memberi kesan
seolah-olah pasukan Islam terkesan lebih besar dari musuh.
Strategi Khalid ternyata
sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab
utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian; depan,
belakang, kanan, kiri dan tengah.
Heraklius telah mengikat
tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan
sampai lari dari peperangan.
Kegigihan Khalid dalam
memimpin pasukannya membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan Islam yang
jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan
menaklukkan wilayah itu.
Perang yang dipimpin
Khalid lainnya adalah perang Riddah (perang melawan orang-orang murtad). Perang ini terjadi karena suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada
pemerintahan Abu Bakar di Madinah. Mereka menganggap, perjanjian yang dibuat
dengan Rasulullah batal setelah Rasulullah wafat.
Mereka pun menentang Abu
Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan
agama dan pemerintahan. Maka Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid untuk menjadi
jenderal pasukan perang Islam untuk melawan kaum murtad tersebut. Khalid
berhasil memberikan kemenangan.
Masih pada pemerintahan
Abu Bakar, Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah pada
634 M. kemudian Khalid bin Walid diperintahkan oleh Abu Bakar meninggalkan Irak
untuk membantu pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid
.
Diantara peperangan,
terselip kisah menarik dari Khalid bin Walid. Meski dikenal sebagai
ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik
di tengah prajuritnya, Khalid bukan orang sombong. Dia pun berlapang dada
walaupun dia berada dalam puncak popularitas.
Hal ini ditunjukkannya
saat Khalifah Umar bin Khathab mencopot sementara waktu kepemimpinan Khalid bin
Walid tanpa ada kesalahan apa pun. Menariknya, ia menuntaskan perang dengan
begitu sempurna. Setelah sukses, kepemimpinan pun ia serahkan kepada
penggantinya, Abu Ubaidah bin Jarrah.
Khalid tidak mempunyai
obsesi dengan ketokohannya. Dia tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan.
Itu dianggapnya sebagai sebuah perjuangan dan semata-mata mengharapkan ridha
Sang Maha Pencipta. Itulah yang ia katakan menanggapi pergantiannya, "Saya
berjuang untuk kejayaan Islam. Bukan karena Umar!"
Jadi, di mana pun
posisinya, selama masih bisa ikut berperang, stamina Khalid tetap prima. Itulah
nilai ikhlas yang ingin dipegang seorang sahabat Rasulullah seperti Khalid bin
Walid.
Khalid bin Walid pun
akhirnya dipanggil oleh Sang Khaliq. Umar bin Khathab menangis. Bukan karena
menyesal telah mengganti Khalid. Tapi ia sedih karena tidak sempat
mengembalikan jabatan Khalid sebelum akhirnya "Si Pedang Allah"
menempati posisi khusus di sisi Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar