Translate

Kamis, 17 April 2014


بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS Ali Imran:190-191).


Allah Swt pada ayat 190 surah Ali Imran mengajak manusia untuk berpikir dan merenungi tentang penciptaan langit-langit dan bumi. Kemudian pada ayat berikutnya Allah Swt menjelaskan hasil dan buah dari berpikir ini.

Ayat ini menjelaskan tentang keesaan Tuhan Sang Pencipta dan menyatakan bahwa apabila manusia memikirkan dengan cermat dan menggunakan akalnya terkait dengan proses penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, maka ia akan menemukan tanda-tanda jelas atas kekuasaan Allah Swt; maha karya dan rahasia-rahasia yang menakjubkan yang akan menuntun para hamba kepada Allah Swt dan hari Kiamat serta menggiring mereka pada kekuasaan Ilahi yang tak terbatas.

Abstrak dan ringkasan makna dua ayat ini adalah demikian; mereka yang menyaksikan, didasari dengan pemikiran dan perenungan, penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, pemikiran dan perenungan ini menyebabkan mereka senantiasa akan mengingat Tuhan. Dengan perantara ini mereka akan menyadari bahwa Allah Swt segera akan membangkitkan mereka dan atas dasar itu ia memohon rahmat-Nya serta meminta supaya janji yang diberikan kepada mereka dapat terealisir baginya.

Berpikir adalah salah satu tipologi terpenting manusia. Berpikir merupakan salah satu nikmat di antara nikmat-nikmat Ilahi yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan berulang kali al-Quran menyeru manusia untuk menggunakan akal dan pikirannya.


Ayat ini merupakan seruan kepada manusia untuk berpikir tentang proses penciptaan semesta. Ayat ini disertai dengan ayat-ayat serupa, menetapkan tentang keesaan Sang Pencipta. Karena apabila seseorang mencermati dan memikirkan tentang proses penciptaan langit-langit dan bumi, maka ia akan menemukan tanda-tanda terang atas kekuasaan Allah Swt; maha karya dan rahasia-rahasia yang menakjubkan yang akan menuntut para hamba kepada Allah Swt dan hari Kimaat serta menggiring mereka pada kekuasaan Ilahi yang tak terbatas.

Manusia apabila memikirkan tentang proses penciptaan langit dan bumi, akan menemukan bahwa seluruh ini tadinya tiada kini mengada (baca: hadits) dan memerlukan pencipta dan Khaliq. Pencipta mereka adalah Tuhan; karena pada sistem penciptaan yang menakjubkan, terdapat rahasia-rahasia dan ilmu yang tidak dapat dilakukan selain seorang yang Mahabijaksana. Karena itu, pencipta semesta ini tentulah seorang Pencipta Yang Mahabijak, Mahamengetahui dan tersifati dengan sifat-sifat sempurna dan agung.

Salah satu ayat dan tanda penciptaan-Nya yang dirasakan oleh setiap manusia adalah silih bergantinya siang dan malam yang berputar berdasarkan sistem yang akurat dan cermat serta memiliki pengaruh, keberkahan dan pengaruh yang dapat dirasaan oleh tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Ayat-ayat ini dan ayat-ayat yang serupa berbicara tentang hal ini.

Tatkala orang-orang musyrik Mekkah datang kepada Rasulullah Saw dan meminta mukjizat untuk menetapkan keberadaan Tuhan dan kenabian Muhammad. Salah satu usulan mereka yang disampaikan kepada Rasululah Saw, “Ubahlah gunung Shafa menjadi emas.” Allah Swt menjawab permintaan mereka, “Penciptaan langit-langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, sangat penting untuk dapat menetapkan Sang Pencipta bagi orang-orang yang berakal; artinya apabila manusia menggunakan akal dan memberdayakan pikirannya maka hal itu akan membimbingnya kepada Sang Pencipta. Apakah mungkin langit-langit dan bumi, segala ciptaan yang menakjubkan yang ada di dalamnya, dapat mengada tanpa ada yang mengadakannya? Apakah mungkin dapat diterima siang dan malam yang datang silih berganti secara teratur pada setiap bulan dan tahun bahkan sedetik pun tidak pernah menyelisih siklus perputarannya dapat sedemikian teratur tanpa pencipta yang berkuasa? Apakah penciptaan makhluk-makhluk seperti ini lebih penting atau gunung Shafa yang ingin dirubah menjadi emas?

Apa yang dapat dijadikan sebagai penafsiran ayat mulia ini secara global dapat dikatakan bahwa ayat ini menunjukkan tentang masalah tauhid dan menyatakan, “Langit-langit ini yang berada di atas kita dan menaungi kita, dengan segala kecermatan dalam penciptaannya dan bumi yang memeluk kita dan alas yang kita jejaki di atasnya, dengan segala keajaibannya, dengan segala keanehan dalam perubahan-perubahannya, misalnya silih bergantinya siang dan malam, segala sesuatunya memerlukan Sang Pencipta yang mengadakan dan menciptakannya. Hal ini merupakan salah satu argumen (burhân) yang dapat disuguhkan pada ayat ini terkait dengan masalah tauhid.

Argumen lainnya adalah sistem dan mekanisme yang berlaku di alam semeta; hasil dari argumen ini perut bumi dari sisi berat, kecil dan besarnya, jauh dan dekatnya masing-masing berbeda. Apabila manusia mencermatinya, maka ia akan menyimpulkan bahwa sedemikian menakjubkan dan indahnya sistem yang berlaku di alam semesta, alam dengan segala keluasaanya dari sisi mana pun memberikan pengaruh pada sisi lainnya, setiap bagian-bagiannya yang dapat mengada di setiap tempat, terpengaruh pada bagian-bagian lainnya, gravitasi umumnya yang satu sama lain saling bertautan, demikian juga cahaya dan panasnya, dengan pengaruhnya yang menggerakan gerak dan zaman.

Sistem umum dan general ini berada di bawah satu aturan yang permanen dan bahkan hukum relativitas pun memandang gerak umum di alam semesta ini senantiasa berubah. Hukum relativitas mau-tak mau mengakui bahwa ia juga didominasi oleh hukum lain, yaitu aturan yang permanen yaitu adanya perubahan dan pergantian.

Ringkasan makna  dua ayat ini: mereka yang memandang langit-langit dan bumi serta silih bergantinya siang dan malam dengan pikiran dan perenungan maka perenungan ini akan melahirkan dzikir kepada Allah Swt sehingga dalam perbagai kondisi, berdiri, duduk, diam, menyaksikan dengan seksama seluruh makhluk yang ada di alam semesta yang akan membimbing mereka dari makhluk yang paling kecil pada keberadaan sosok Perencana dan Pelukis alam semesta.


وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar