Si Penyembah Api yang Mendapatkan Ridlo Allah
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
السخي قريب من الله قريب من الناس قريب من الجنة
بعيد من النار
والبخيل بعيد من الله بعيد من الناس بعيد من الجنة
قريب من النار
Rosulullah SAW bersabda : Orang yang dermawan
(suka memberi) dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan
jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir, jauh dari Allah, jauh dari
manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka
Alkisah
Abdullah bin Mubarok berkata : Pada suatu tahun dari beberapa tahun, aku melaksanakan ibadah haji.
Ketika aku berada di Hajar Ismail, aku bermimpi bertemu Rosulullah SAW, beliau
berpesan kepadaku : Wahai Abdullah bin Mubarok, ketika engkau kembali dari
ibadah hajimu pergilah ke Bagdad. Kemudian datanglah ke tempat ini (tak
disebutkan nama tempatnya) dan temuilah Bahrom Al-Majusi (Majusi adalah sebutan
bagi penyembah api), sampaikan salamku padanya dan katakan bahwa Allah ridlo
padamu.
Kemudian aku terbangun
dan berdoa “La haula wala kuwwata illa billahil a’liyyil adzim, mimpi
ini mungkin datang dari setan”. Aku mengambil air wudlu kemudian melakukan
thowaf di ka’bah. Tetapi atas kehendak Allah, aku tertidur dan bermimpi seperti
mimpiku tadi. Dan kejadian itu berlangsung sampai tiga kali berturut-turut.
Setelah selesai melaksanakan ibadah haji, aku segera pergi ke Bagdad, mencari
tempat itu dan menemui seseorang yang bernama Bahrom Al-Majusi.
Disana aku bertemu
dengan seorang kakek lantas aku bertanya padanya
Abdullah bin
Mubarok : Apakah engkau yang bernama Bahrom
Al-Majusi ?
Bahrom
Al-Majusi : Benar
Abdullah bin
Mubarok : Kebaikan apa yang engkau kerjakan
selama ini ?
Bahrom Al-Majusi : Aku
meminjamkan uang kepada orang-orang dengan bunga pembayaran (rentenir) dan
bagiku ini adalah suatu kebaikan.
Abdullah bin Mubarok : Ini adalah suatu pekerjaan haram bagi ajaran Rosulullah
SAW. Apakah ada kebaikan lain selain ini ?
Bahrom
Al-Majusi : Tentu,
aku memiliki empat anak perempuan dan empat anak laki-laki kemudian aku
menikahkan mereka
Abdullah bin
Mubarok : Ini juga haram. Apakah ada
kebaikan selain ini ?
Bahrom Al-Majusi : Tentu, aku menjadikan pesta yang besar
pada pernikahan anak-anakku
Abdullah bin Mubarok : Ini juga haram. Apakah ada kebaikan lain
selain ini ?
BahromAl-Majusi : Tentu, aku memiliki seorang anak
perempuan yang cantik kemudian aku menikahinya dan menjadikan pesta meriah
pada pernikahanku, yang dihadiri lebih dari seribu orang majusi
Abdullah bin Mubarok : Tidak, ini adalah suatu perbuatan haram. Apakah ada
kebaikan lain selain ini?
Bahrom Al-Majusi : Pada malam pertama aku dengan anakku diatas ranjang,
datang seorang perempuan muslim dari agamamu. Ia menyalakan lampu
dirumahku, lalu aku keluar dan mematikan lampu itu lalu masuk ke kamarku lagi.
Tak lama kemudian ia datang lagi dan menyalakan lampu, lalu aku keluar dan
mematikan lampu lalu masuk ke kamarku untuk kedua kalinya. Tak lama kemudian ia
pun datang lagi dan menyalakan lampu, lalu aku keluar dan mematikannya, aku berpikir
“mungkin orang ini adalah mata-mata pencuri”. Aku mencarinya dan mengikutinya
dari belakang sampai ia kembali kerumahnya. Aku mengintip dari celah-celah
rumahnya, disana aku melihat empat anak, mereka berkata “Ibu, apakah engkau
pulang dengan sesuatu untuk dimakan, kami sudah tidak kuat menahan lapar”.
Perempuan itu meneteskan air mata dan berkata kepada anak-anaknya “Wahai
anak-anakku, aku malu pada tuhanku untuk meminta sesuatu kepada selain Dia,
apalagi meminta sesuatu kepada musuh-Nya, yakni orang majusi”. Ketika
mendengarnya, aku segera pulang ke rumah. Aku mengambil wadah makanan dan
memenuhinya dengan berbagai makanan. Kemudian aku pergi menuju rumah perempuan
itu seorang diri dan memberikan makanan-makanan itu pada mereka. Mereka sangat
senang karena itu.
Abdullah bin
Mubarok : Ini adalah suatu kebaikan yang amat mulia.
Aku akan memberi berita baik kepadamu. Ketika melaksanakan ibadah haji,
aku bermimpi bertemu Rosulullah SAW. Beliau menitipkan salam dan berkata bahwa
Allah sangat ridlo kepadamu.
Setelah Bahrom Al-Majusi
mendengarnya ia berikrar “Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna
muhammdan abduhu wa rosuluh”. Seketika itu ia terjatuh dan meninggal dunia,
dan aku tidak meninggalkannya sampai aku memandikan, mengkafani dan
mensholatinya.
Abdullah bin Mubarok
berkata “Wahai hamba-hamba Allah, berbuat dermawanlah kepada makhluk Allah
Ta’ala, karena sesungguhnya perbuatan itu bisa mengubah musuh pada derajat
kekasih. Bagi Allah kerajaan bumi dan langit, semoga Allah mengampuni kita atas
hak nama-nama-Nya yang agung dan atas menghormati para nabi”
Kisah
ini diambil dari Kitab Durrotun Nashihin karangan Syekh Ustman bin Hasan bin
Ahmad Asy-Syakiri Al-Khoubawi
Semoga Allah senantiasa
memberi rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa beristiqomah
dijalan-Nya dan terjaga dari perbuatan yang fasiq…amiin Ya Arhamar Rohimin !!!
Semoga bermanfaat.....^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar